Isu Mobil Bergoyang, CCTV Setda Rembang Malah Rusak

REMBANG — Isu tak sedap kembali mencuat di lingkungan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Rembang. Kali ini bukan sekadar rumor biasa, melainkan dugaan adanya insiden tidak pantas di area kantor pemerintahan, yang dikenal publik dengan sebutan “mobil bergoyang”.
Meski belum ada bukti konkret, kecurigaan masyarakat semakin meningkat setelah ditemukan beberapa kamera pengawas dalam kondisi rusak di area strategis.
Kepala Bagian Umum Setda Rembang, Aris Gunawan, menjelaskan bahwa dari total 16 unit CCTV yang terpasang, tiga unit mengalami kerusakan. Kerusakan itu meliputi gangguan kabel, konektor bermasalah, hingga visual yang buram akibat pantulan cahaya.
Lokasi ketiga kamera tersebut terbilang penting: dua berada di sisi timur Balai Kartini, satu di antaranya mengarah ke selatan dan satu lainnya berada dekat ruang teknisi. Sementara kamera ketiga yang rusak terletak di area garasi timur Balai Kartini.
“Kerusakan salah satunya karena kabel. Posisi kamera mengarah ke selatan, dan memang sudah kami perbaiki,” ungkap Aris saat ditemui, Jumat (13/6/2025).
Kamera di dekat ruang teknisi mengalami gangguan konektor, sedangkan kamera di area garasi tidak dapat merekam secara optimal akibat bias cahaya. Menurut Aris, seluruh kerusakan tersebut sudah ditindaklanjuti dan proses perbaikan telah selesai.
Namun, kondisi itu justru memunculkan tanda tanya di tengah masyarakat. Apalagi salah satu kamera yang rusak memiliki sudut pandang yang disebut-sebut berkaitan dengan lokasi kejadian dalam rumor yang beredar.
Tak pelak, publik mulai mempertanyakan apakah kerusakan tersebut semata-mata teknis atau justru terkait dengan upaya mengaburkan bukti.
“Kalau ada data pendukung yang lebih detail seperti waktu kejadian, jenis kendaraan, atau lokasi spesifik, tentu bisa kami bantu tracking lewat kamera lain. Tapi dari hasil pemantauan, tak tampak ada aktivitas mencurigakan,” tegas Aris.
Aris mengakui bahwa dirinya telah mendengar rumor soal dugaan aktivitas tidak pantas tersebut. Namun hingga kini, tidak ditemukan rekaman visual yang dapat menguatkan isu itu. Tim teknis juga telah melakukan pengecekan acak terhadap seluruh kamera, dan tidak ditemukan bukti yang mengarah pada kejadian dimaksud.
“Kita siap jika memang ada informasi tambahan. Tapi sejauh ini belum ada temuan yang signifikan,” tambahnya.
Meski pihak Setda telah menyampaikan hasil pengecekan secara terbuka, publik menuntut lebih dari sekadar klarifikasi teknis. Kejelasan dan penanganan tegas menjadi hal yang dinantikan masyarakat, terlebih isu ini menyangkut integritas lembaga pemerintahan.
Dalam era digital saat ini, keberadaan kamera pengawas menjadi komponen vital dalam sistem pengamanan dan pengawasan kantor publik. Ketika alat tersebut justru gagal berfungsi di saat krusial, kepercayaan masyarakat pun mudah goyah.
“Transparansi memang penting, tetapi juga harus dibarengi dengan kecepatan dalam merespons isu serta akurasi dalam menyampaikan informasi,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Sejumlah pihak berharap Pemkab Rembang dapat meningkatkan sistem pemantauan serta memastikan seluruh perangkat CCTV berfungsi optimal sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.
Di tengah derasnya arus informasi dan kepekaan masyarakat terhadap isu moral di institusi pemerintah, hanya ketegasan, keterbukaan, dan langkah nyata yang dapat meredam spekulasi serta mengembalikan kepercayaan publik. []
Nur Quratul Nabila A