Jaja Miharja Dapat Bintang Budaya, Kenang Dibayar Telur Asin Setruk

JAKARTA – Sosok Jaja Miharja dikenal luas sebagai pelawak, penyanyi dangdut, sekaligus aktor yang mewarnai dunia hiburan sejak era 1960-an. Kini, perjalanan panjangnya diakui negara.

Presiden Prabowo menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada seniman 84 tahun itu pada 25 Agustus lalu.

Nama asli Jaja, Ja’un S. Mihardja, tercatat sebagai penerima pertama dalam daftar yang dirilis di laman presidenri.go.id.

Ia menerima penghargaan bersama tujuh tokoh seni dan budaya lainnya, di antaranya Slamet Rahardjo, Waldjinah, I Nyoman Nuarta, serta beberapa nama besar yang sudah wafat seperti Idris Sardi, Mochtar Lubis, Prof. Dr. Sukmono Hadi, dan Gombloh.

Bagi Jaja, apresiasi negara ini bukan sekadar tanda jasa, melainkan pengakuan atas kerja keras dan keteguhan hatinya selama puluhan tahun berkarya. Saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025), Jaja mengaku terharu.

“Dulu ada yang bilang, ‘Apa bisa nyanyi lo? Suara lo fals’. Tapi Ayah (panggilan akrab buat Jaja Miharja) maju terus, akhirnya bisa rekaman. Banyak album Ayah,” katanya dalam program Pagi Pagi Ambyar di TRANSTV.

Tak hanya soal perjuangan menembus dunia rekaman, Jaja juga mengenang masa-masa manggung ke berbagai daerah.

Ia menuturkan, bayaran tidak selalu berupa uang. Bahkan, ia pernah menerima honor berupa telur asin dalam jumlah besar ketika tampil di Brebes, Jawa Tengah.

“Kalau dulu jangan nyebut honor deh. Dulu (pembayaran) gak pakai kuitansi. Dikasihnya gini, ‘Jaja, nih buat lo di rumah, buat beli beras’. Tapi kita bangga, gak sedih. Ini hasil gue yang sah, yang halal. Dulu show pernah dibayar pakai telur asin, banyak, waktu di Brebes. Kalau grup dibayar telur asin, (bayangin) berapa peti? (Akhirnya) dari Brebes ke Jakarta, setiap pasar kita mampir buat dijual. Dapatnya satu truk,” ujarnya.

Meski tak selalu menerima uang tunai, Jaja Miharja menganggap pengalaman itu bagian dari kebanggaan.

Menurutnya, yang terpenting adalah penonton merasa terhibur dan karya yang ditampilkan bisa diterima masyarakat.

“Selama penonton terhibur, itu sudah cukup,” tambahnya.

Jaja Miharja memulai kiprahnya dari dunia Orkes Melayu, sebelum kemudian merambah ke musik dangdut, komedi, hingga film layar lebar.

Namanya semakin populer ketika ia menjadi pembawa acara Kuis Dangdut, yang melekat erat dengan identitasnya hingga kini.

Meski usianya telah senja, jiwa muda Jaja Miharja masih membara. Ia tetap aktif menghadiri berbagai acara, baik sebagai pengisi maupun tamu kehormatan.

Kini, penghargaan negara yang disematkan kepadanya menjadi bukti nyata bahwa dedikasi panjangnya dalam seni budaya layak dikenang lintas generasi. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *