Jasa Raharja Salurkan Santunan kepada Keluarga Korban Kecelakaan Bus ALS

MEDAN — PT Jasa Raharja bersama manajemen PT Antar Lintas Sumatera (ALS) mengunjungi kediaman keluarga korban kecelakaan bus ALS yang terjadi di Padang Panjang, Sumatera Barat. Salah satu keluarga yang dikunjungi adalah keluarga mendiang Sri Rezeki (38), warga Jalan Bromo, Kota Medan.
Kunjungan dilakukan pada Rabu (7/5/2025) sebagai bentuk empati dan tanggung jawab sosial. Kepala PT Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara, Nasjwin Andi Nurdin, turut hadir untuk menyerahkan langsung santunan duka kepada pihak keluarga.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini. Sesuai peraturan pemerintah, Jasa Raharja akan menyalurkan santunan sebesar Rp50 juta kepada ahli waris korban yang meninggal dunia,” ujar Nasjwin dalam keterangannya kepada media.
Ia menambahkan, dari total 12 penumpang yang meninggal dunia, terdapat delapan orang yang ahli warisnya berdomisili di Sumatera Utara dan akan langsung menerima santunan. Selain itu, Jasa Raharja juga menjamin biaya perawatan maksimal Rp20 juta bagi para korban yang mengalami luka-luka.
“Seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun yang terluka, dijamin oleh Jasa Raharja. Komitmen kami adalah memberikan perlindungan maksimal sesuai regulasi,” tegasnya.
Kecelakaan maut tersebut terjadi pada Selasa pagi (6/5/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Bus ALS yang membawa sekitar 35 penumpang mengalami kecelakaan tunggal di wilayah Kota Padang Panjang. Sebanyak 12 penumpang dilaporkan meninggal dunia, sedangkan 23 lainnya mengalami luka-luka.
Kepala Loket PT ALS Medan, Alwi, menjelaskan bahwa bus yang terlibat kecelakaan merupakan armada baru yang mulai dioperasikan sejak April 2025. Ia memastikan bahwa bus telah melalui pemeriksaan teknis sebelum keberangkatan.
“Setiap armada yang berangkat dari Medan wajib menjalani pemeriksaan kendaraan. Jika tidak layak, tidak akan diberangkatkan,” ujar Alwi.
Namun, terkait dugaan rem blong sebagai penyebab kecelakaan, pihak perusahaan belum dapat memberikan kepastian karena proses investigasi masih berlangsung dan sopir bus belum bisa dimintai keterangan.
“Bus tersebut menggunakan mesin Mercedes 1626 dengan sistem rem angin, jadi kemungkinan rem blong sangat kecil. Tapi kita tetap menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian,” pungkasnya.
Peristiwa ini menambah deretan kecelakaan fatal di jalur lintas Sumatera dan kembali menjadi sorotan publik terkait pentingnya keselamatan transportasi antarprovinsi. []
Nur Quratul Nabila A