Jelang PON XXII 2028, Kaltim Krisis Atlet

ADVETORIAL – Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rusdiansyah Aras mengungkapkan, bidang olahraga prestasi di Kaltim akan mengalami krisis atlet jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXII tahun 2028 mendatang.

Hal tersebut terungkap saat rapat evaluasi yang dilaksanakan oleh KONI Kaltim yang membuahkan delapan rekomendasi. Di mana salah satu dari rekomendasi itu adalah atlet Kaltim yang ada saat ini dan turut berlaga di kompetisi PON XXI tahun 2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut), pada tahun 2028 nanti dipastikan sudah tidak dapat memperkuat Kaltim lagi dikarenakan faktor usia yang tidak memenuhi persyaratan.

“Dari rapat evaluasi yang kami lakukan seusai Kontingen Kaltim berlaga di ajang PON XXI di Aceh dan Sumut, dihasilkan delapan rekomendasi yang salah satu di antaranya terkait jumlah atlet yang masih memungkinkan untuk turun di even PON 2028 hanya 20 persen saja lagi,” kata Rusdiansyah Aras, saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kalimantan Timur Tahun 2024, di Hotel Fugo, Bigmall Samarinda, Minggu (8/12/2024).

Rusdiansyah mencontohkan, di cabang olahraga (cabor) Futsal yang berhasil memperoleh medali emas pada PON XXI Aceh – Sumut, dapat dipastikan pada PON XXII tahun 2028 sudah tidak dapat ikut memperkuat kontingen Kaltim.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Prestasi Olahraga (PPO), Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kaltim Rasman Rading mengatakan, untuk menutupi kekurangan atlet jelang PON 2028 mendatang Pemerintah Provinsi (Pemprov)Kaltim akan membangun laboratorium olahraga yang berfungsi untuk melakukan seleksi dan pemilihan bibit-bibit atlet muda yang memiliki potensi sesuai dengan kreteria standar sehingga dapat meraih prestasi tingkat nasional dan internasional.

“Kemarin pak Kadis (Kepala Dispora, Agus Hari Kesuma) sudah menyatakan bahwa kita harus membangun laboratorium olahraga di Kaltim, dan itu kita kerja sama dengan Fakultas Olahraga yang baru saja kita bentuk di Unmul (Universitas Mulawarman),” ungkap Rasman.

Rasman juga berharap, apabila laboratorium olahraga ini telah ada maka dapat dilakukan seleksi bibit-bibit atlet menggunakan mekanisme sport science dengan teknologi digital.

“Dan ini semua harus kita wujudkan sebab kita harus dapat menutupi kekurangan atlet yang hanya tinggal 20 persen tadi sebagaimana yang baru saja disampaikan Ketum KONI Kaltim,” pungkas Rasman.  []  Penulis: Himawan Yokominarno / Editor: Agus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *