Kabut Asap Bercampur Debu Bahayakan Warga Palangka Raya
PALANGKA RAYA – Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya mengatakan warga Kota Palangka Raya harus terus meningkatkan kewaspadaannya terhadap kabut asap yang bercampur debu yang sangat membahayakan kesehatan.
“Kabut asap yang melanda saat ini telah bercampur debu atau abu sisa kebakaran. Untuk itu warga harus menggunakan masker saat beraktivitas,” kata Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinkes Kota, Fransiska di Palangka Raya, Senin (19/10).
Dia mengatakan asap jika terhirup langsung dan terakumulasi dalam waktu lama maka akan sangat membahayakan kesehatan khususnya terkait dengan kesehatan organ pernapasan.
“Seperti menghirup asap rokok, jika asap ini terhirup dalam waktu lama tak hanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Terlebih asap kebakaran ini mengandung debu yang tentunya sangat berbahaya karena abu yang terhirup saat bernafas dapat menempel di paru-paru,” kata wanita yang akrab disapa Siska itu.
Pihaknya, dalam menanggulangi bahaya kabut asap yang melanda wilayah “Kota Cantik” Palangka Raya telah melakukan berbagai langkah yakni dengan memberikan layanan kesehatan gratis bagi warga yang menderita ISPA, kemudian juga membagikan ribuan masker.
“Pemerintah hanya bisa memfasilitasi dan sedikit melakukan pencegahan karena pada dasarnya kesehatan itu ada di tangan warga sendiri. Untuk itu masyarakat harus aktif menjaga dirinya sehingga hal-hal yang tidak diinginkan akibat bencana kabut asap ini dapat dicegah,” katanya.
Ia pun kembali mengingatkan masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat dan selalu menggunakan masker serta mengurangi aktivitas di luar ruangan jika tidak diperlukan.
Sementara itu, Rahmah (30) warga Jalan G.Obos, Palangka Raya mengatakan sejak beberapa waktu lalu kabut asap yang terjadi di wilayah Ibu Kota Provinsi berjuluk “Bumi Tambun Bungai” itu semakin memprihatinkan.
“Sekitar seminggu lalu kabut asap semakin mengerikan karena asap yang turun terlihat jelas mengandung abu sisa pembakaran,” kata ibu satu putri itu.
Dia menerangkan, jika sebelumnya debu yang beterbangan hanya dapat dilihat mata secara langsung pada malam hingga pagi hari, tetapi saat ini siang hari pun abu terlihat jelas di udara.
“Abu menempel di mana-mana bahkan lantai yang baru saja saya sapu selang sepuluh menit abu terlihat lagi di lantai dan saya semakin cemas ketika debu atau abu itu juga mulai masuk ke dalam rumah,” katanya.
Ia pun berharap agar bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang telah terjadi lebih dari dua bulan itu segera berhenti. [] ANT