Kaltim Prediksi Deflasi Mei, TPID Diminta Waspada

ADVERTORIAL — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) memprediksi terjadi deflasi bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2025, menyusul tren penurunan harga komoditas pangan dan normalisasi pasokan usai Hari Raya Idulfitri. Prediksi ini disampaikan Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Kaltim, Ujang Rachmad, dalam briefing rutin yang dipimpin Wakil Gubernur Kalimantan Timur H. Seno Aji di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur, Samarinda, Senin (02/06/2025).
“Perkiraan kami, inflasi akan melambat dan bahkan mengalami deflasi secara mtm, berkisar antara minus 0,06 persen hingga minus 0,08 persen,” ujar Ujang Rachmad. Menurutnya, penurunan harga terjadi karena sejumlah komoditas strategis menunjukkan tren membaik, didukung peningkatan produksi lokal dan lancarnya distribusi pasca-Lebaran.
Beberapa komoditas yang mencatatkan penurunan harga signifikan antara lain cabai merah dan cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam, serta bawang merah. Selain itu, tarif angkutan udara yang sempat melonjak saat puncak arus mudik juga mengalami penyesuaian turun.
“Ini gejala musiman yang positif. Kondisi ini mencerminkan stabilitas harga dan pasokan pangan, serta keberhasilan upaya pengendalian inflasi selama momen Ramadan hingga pasca-Lebaran,” kata Ujang Rachmad. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim sebelumnya mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada April 2025 sebesar 1,57 persen, sedangkan inflasi bulanan mencapai 0,90 persen. Tekanan terbesar pada bulan tersebut berasal dari sektor transportasi dan pangan menjelang Idulfitri.
Merespons perkembangan ini, Wakil Gubernur (Wagub) Seno Aji mengingatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk tetap siaga, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha 1446 H dan tahun ajaran baru.
“Stabilitas harga adalah prioritas kita. TPID harus aktif memantau pergerakan harga dan ketersediaan stok, agar tidak terjadi gejolak yang merugikan masyarakat,” tegas Seno Aji. Ia juga meminta agar distribusi barang pokok terus dijaga kelancarannya, terutama ke wilayah yang rentan mengalami keterlambatan pasokan.
Dari hasil monitoring lapangan, diketahui bahwa dalam beberapa hari ke depan, stok bahan pokok diperkirakan terus bertambah, seiring masuknya pasokan dari sentra produksi berbagai daerah. Dengan demikian, peluang deflasi tetap terbuka selama koordinasi antarinstansi terus diperkuat. Menutup arahannya, Wagub menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga daya beli masyarakat serta memastikan harga kebutuhan pokok tetap terjangkau.
Penulis: Nur Quratul Nabila Atika | Penyunting: Enggal Tria Amukti