Kaltim Raih TPID Award, BI Tegaskan Komitmen Stabilitas

SAMARINDA – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Kalimantan Timur menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi. Penegasan tersebut disampaikan Plh Kepala KPw BI Kaltim, Bayuadi Hardiyanto, seusai menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 yang berlangsung di Aula Maratua Lantai 4 Kantor BI Kaltim, Jumat (28/11/2025).

PTBI merupakan agenda rutin BI yang sebelumnya dikenal sebagai Banker Dinner. Tahun ini, kegiatan tersebut dikolaborasikan dengan penganugerahan TPID Award dan TP2DD Award sebagai bentuk apresiasi bagi pemerintah daerah atas kinerja mereka dalam pengendalian inflasi dan percepatan digitalisasi. “Esensi kegiatan ini tetap sama, yaitu apresiasi kepada stakeholder sekaligus penyampaian kebijakan dan capaian BI sepanjang tahun berjalan,” ujar Bayuadi.

Dalam kegiatan tersebut, Kalimantan Timur berhasil meraih nilai tertinggi dalam TPID Award. Bayuadi menilai capaian tersebut merupakan hasil kerja sama erat antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan seluruh kabupaten/kota. “Alhamdulillah, Kaltim memperoleh nilai tertinggi. Ini hasil kolaborasi seluruh tim TPID baik di provinsi maupun di 10 kabupaten/kota,” katanya.

BI Kaltim dalam kesempatan yang sama juga memperkenalkan sistem early warning system yang dirancang untuk memantau pergerakan 17 komoditas utama penyumbang inflasi. Pemantauan dilakukan secara berkala di empat kota Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu Balikpapan, Samarinda, Penajam Paser Utara, dan Berau. “Setiap minggu kita pantau. Jika indikator hijau berarti aman, kuning tanda siaga, dan merah harus segera dilakukan aksi seperti operasi pasar atau pasar murah,” jelas Bayuadi.

Bayuadi menegaskan bahwa pengendalian inflasi merupakan kunci utama dalam menjaga daya beli masyarakat. Stabilitas inflasi dinilainya sangat menentukan arah pertumbuhan ekonomi di daerah. “Inflasi yang terkendali akan menjaga stabilitas ekonomi daerah. Karena itu, sinergi antara BI, pemerintah daerah, dan stakeholder lain sangat penting,” tegasnya.

Ia berharap kolaborasi tersebut dapat terus diperkuat agar kebijakan pengendalian inflasi dan program digitalisasi daerah dapat berjalan lebih efektif. “Kami ingin sinergi ini terus berlanjut. Dengan kerja sama yang baik, kita bisa menjaga stabilitas harga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkas Bayuadi.

Dengan capaian TPID Award serta penerapan sistem peringatan dini, BI Kaltim optimistis pengendalian inflasi di wilayah tersebut semakin efektif. Langkah ini sekaligus mendukung implementasi kebijakan nasional dalam menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan ketahanan daerah terhadap gejolak harga pangan maupun energi. []

Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *