Kasus DBD di Denpasar Meningkat Dua Kali Lipat pada Maret 2025, Warga Diimbau Aktif Cegah Penularan

DENPASAR — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar mencatat sebanyak 246 kasus demam berdarah dengue (DBD) selama Maret 2025.

Angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, yakni 122 kasus pada Maret 2024.

Kepala Dinkes Kota Denpasar, dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati, menyampaikan bahwa meski terjadi lonjakan dibandingkan tahun lalu, jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya di tahun ini.

“Kecenderungan kasus DBD tahun ini menunjukkan pola menurun dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun secara tahunan terdapat peningkatan,” kata Candrawati dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).

Kecamatan Denpasar Selatan tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kasus tertinggi selama Maret.

Berdasarkan kelompok usia, kasus DBD paling banyak terjadi pada rentang usia 15–44 tahun, yang merupakan usia produktif. Hal ini, menurut Candrawati, memungkinkan adanya paparan dari luar wilayah tempat tinggal, terutama karena aktivitas kerja.

“Karena DBD bersifat endemis, artinya hampir ada di seluruh wilayah. Bisa saja tertular di luar Denpasar sesuai mobilitas kerja,” jelasnya.

Meskipun terdapat peningkatan jumlah kasus, tidak ditemukan adanya laporan kematian akibat DBD sepanjang Maret 2025.

Faktor cuaca menjadi salah satu penyebab utama peningkatan kasus. Musim hujan yang datang lebih lambat pada tahun 2024 menyebabkan lonjakan kasus terjadi mulai Maret hingga puncaknya pada Juni.

Sementara untuk tahun ini, hujan mulai turun sejak Oktober 2024 dan peningkatan kasus mulai terlihat signifikan sejak Januari 2025.

Dinkes Denpasar telah melakukan berbagai langkah penanganan, termasuk penyuluhan kepada masyarakat, penyelidikan epidemiologi, serta pengaktifan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD di tingkat desa dan kelurahan.

Pihaknya juga melaksanakan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN), penaburan bubuk abate di tempat genangan air, penyediaan layanan laboratorium di tiap UPTD, serta fogging fokus dan fogging massal menggunakan teknologi Ultra Low Volume (ULV).

Fogging massal ULV sudah dilakukan sejak 2 April di sepanjang jalan umum Kota Denpasar.

Program ini merupakan kegiatan rutin dua kali setahun, yakni saat transisi musim hujan ke kemarau pada April dan sebaliknya pada September.

“Kegiatan ini bertujuan membunuh nyamuk aedes aegypti dan memutus rantai penularan penyakit DBD,” ujarnya.

Candrawati juga mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Peran Jumantik Mandiri di tingkat keluarga perlu ditingkatkan. Mari kita bersama-sama cegah DBD melalui Gertak PSN,” pungkasnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *