KEKRAF Bukan Formalitas, Dispar Kukar Cari Penggerak Komunitas Sejati

ADVERTORIAL — Peran sumber daya manusia (SDM) dalam pembangunan ekonomi kreatif di tingkat lokal semakin mendapat perhatian serius dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dalam penguatan kelembagaan Komite Ekonomi Kreatif (KEKRAF), kualitas pengurus menjadi kunci utama agar KEKRAF benar-benar mampu menjalankan fungsinya sebagai motor penggerak sektor kreatif di daerah.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Zikri Umulda, menegaskan bahwa pihaknya tidak sembarangan dalam memilih pengurus KEKRAF, baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan. Menurutnya, hanya individu yang memenuhi tiga syarat utama yang akan diberi amanah: aktif bergerak (mobile), memiliki keterampilan berbicara di depan umum (public speaking), serta memiliki kepedulian terhadap pengembangan ekonomi kreatif.

“Kami tidak asal tunjuk orang. KEKRAF itu bukan jabatan formalitas. Ini wadah untuk penggerak komunitas kreatif. Jadi yang kami cari adalah orang-orang yang aktif bergerak, pandai berbicara di depan umum, dan yang paling penting: punya kepedulian terhadap sektor ekonomi kreatif di daerahnya,” ujar Zikri di Tenggarong, Kamis (19/06/2025).

Ketiga kriteria itu, lanjut Zikri, merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Seseorang yang mobile mencerminkan kesiapan untuk menjangkau komunitas, mendatangi kegiatan kreatif, dan membangun jejaring antarpelaku industri kreatif. Sementara itu, kemampuan berbicara di depan umum diperlukan untuk menyampaikan ide dan menjalin komunikasi yang baik dengan mitra maupun masyarakat. Di sisi lain, rasa kepedulian menjadi fondasi agar program-program KEKRAF tidak hanya bersifat administratif, tetapi benar-benar menyentuh kebutuhan lokal.

Fungsi pengurus KEKRAF bukan sekadar menjalankan agenda kerja. Mereka juga menjadi perwakilan komunitas kreatif yang harus mampu membangun sinergi antara masyarakat, pelaku ekonomi kreatif, dan pemerintah daerah. Karena itu, peran mereka sangat strategis dalam menjembatani komunikasi dan kolaborasi lintas sektor.

Zikri mengakui bahwa tidak semua wilayah memiliki ekosistem kreatif yang sudah terbentuk. Justru di daerah-daerah inilah dibutuhkan sosok pemimpin yang siap turun ke lapangan dan menyampaikan visi pembangunan kreatif secara jelas. “Kalau dia tidak bergerak, tidak bisa bicara, dan tidak punya rasa peduli, bagaimana bisa menggerakkan orang lain? KEKRAF adalah mesin penggerak ekonomi kreatif di tingkat lokal. Maka pengurusnya pun harus menjadi mesin yang aktif,” tegasnya.

Sebagai bagian dari proses penguatan kelembagaan, saat ini Dispar Kukar sedang melakukan evaluasi terhadap struktur kepengurusan KEKRAF yang telah ada. Revisi terhadap sejumlah Surat Keputusan (SK) pengangkatan pun tengah disiapkan agar sejalan dengan kebutuhan lapangan dan visi pembangunan ekonomi kreatif Kukar yang dinamis.

Tidak berhenti di tahap seleksi, pemerintah daerah juga menyiapkan program pelatihan dan pendampingan bagi para pengurus KEKRAF. Tujuannya adalah membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan agar mampu menjalankan peran secara maksimal. Dispar berharap, KEKRAF ke depan benar-benar menjadi katalisator perubahan dan penggerak ekonomi berbasis kreativitas yang berkelanjutan.[]

Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *