Kenapa Papua Nugini dan Negara Pasifik Dukung Israel dan Tolak Palestina di PBB? Ini Kata Para Pengamat

JAKARTA – Sejumlah negara Pasifik, salah satunya tetangga Indonesia yakni Papua Nugini, membela Israel dengan menolak ultimatum resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal pendudukan Negeri Zionis di Palestina.

PBB pada Rabu (18/9/2024) melakukan pemungutan suara untuk resolusi yang mendesak Israel mengakhiri pendudukannya di Palestina. Dalam resolusi itu, PBB mengultimatum Israel untuk menarik diri dari wilayah Palestina dalam waktu 12 bulan.

“Israel segera mengakhiri keberadaan mereka yang melanggar hukum di wilayah Palestina yang diduduki dan melakukannya paling lambat dalam waktu 12 bulan,” demikian tuntutan resolusi, dikutip Al Jazeera.

Sebanyak 124 negara mendukung resolusi ini. Sementara itu, 14 negara menolak dan 43 negara abstain dalam voting.

Negara-negara yang menolak di antaranya Israel, Amerika Serikat, Hungaria, Paraguay, Argentina, Republik Ceko, Malawi, Fiji, Mikronesia, Nauru, Palau, Tonga, Tuvalu, dan Papua Nugini.

Jika dilihat dari daftar negara yang menolak, kebanyakan merupakan negara-negara Pasifik. Sikap negara-negara ini relatif sama tiap PBB melakukan pemungutan suara mengenai konflik Israel-Palestina.

Pada Mei lalu, misalnya, ketika Majelis Umum PBB mengesahkan resolusi yang mendorong Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan kembali keanggotaan Palestina di PBB, negara-negara Pasifik menolak hasil tersebut. Papua Nugini menjadi salah satu negara Pasifik yang menolak resolusi, menguatkan posisi dia yang konsisten berseberangan dengan Palestina.

Kenapa Papua Nugini dan negara-negara Pasifik tidak pro-Palestina dan sebaliknya lebih memihak ke Israel?

Menurut pakar politik dan keamanan internasional dari Universitas Murdoch Australia, Ian Wilson, negara-negara Kepulauan Pasifik sangat membela dan mendukung Israel karena melihat orang-orang Yahudi sebagai manusia yang dipilih Tuhan.

Anggapan tersebut umumnya terpatri di antara pengikut aliran Kristen Evangelis. Menurut Ian, bagi penganut aliran ini, Israel bahkan dipandang sebagai “tanah suci.”

“Jadi mendukung Israel disamakan dengan melindungi tanah suci. Ini berpengaruh pada tingkat pemerintahan,” kata Ian kepada CNNIndonesia.com, 13 Mei lalu.

Ian juga mengatakan negara-negara Kepulauan Pasifik berada di bawah pengaruh Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Negeri Zionis. Akibatnya, keputusan apa pun yang diambil Washington akan diikuti oleh negara-negara kecil itu.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, juga mengatakan posisi negara-negara Pasifik terkait konflik Israel-Palestina sangat bergantung dengan Amerika Serikat.

Menurut Yon, negara-negara tersebut akan mengikuti langkah AS karena punya hubungan politik yang begitu lekat. Selain itu, mereka juga memiliki hubungan ekonomi “secara khusus” dengan Israel sehingga tak mungkin mengambil posisi yang merugikan Zionis.

“Sehingga otomatis mereka mendukung Israel dan menolak Palestina,” kata Yon kepada CNNIndonesia.com.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, juga memberikan pandangan serupa. Menurut Rezasyah, negara-negara di Pasifik merupakan kelompok negara yang loyal pada AS, Inggris, serta Australia.

Mereka menerima gelontoran bantuan ekonomi, pendidikan, hingga tata kelola pemerintahan yang luar biasa dari negara-negara besar tersebut.

“Empat negara di Pasifik Selatan tersebut juga secara khusus diawasi Amerika Serikat, agar tidak masuk dalam wilayah pengaruh China, yang saat ini marak memperkenalkan paket ekonomi yang sangat menggiurkan,” kata Rezasyah kepada CNNIndonesia.com. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *