Kepala Sekolah di Banten Tampar Siswa Merokok, Picu Aksi Mogok

SERANG — Situasi tak biasa terjadi di salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Banten setelah sebuah video viral memperlihatkan kepala sekolah menampar siswanya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Insiden tersebut langsung memicu reaksi keras dari para siswa yang kemudian melakukan aksi mogok belajar sebagai bentuk protes.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Banten, Lukman, membenarkan adanya insiden tersebut. Menurutnya, tindakan kepala sekolah berawal dari teguran terhadap siswa yang tertangkap sedang merokok di area sekolah. Namun, teguran itu berujung pada tindakan fisik yang memicu kegaduhan.
“Tapi menurut pengakuan kepala sekolah, memang sempat ngeplak (menepuk kepala siswa). Saya tidak tahu apakah keras atau tidak, tapi pengakuannya memang begitu,” ujar Lukman kepada wartawan.
Peristiwa itu kemudian menyebar cepat di media sosial dan menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat. Sebagian menilai tindakan kepala sekolah berlebihan, sementara sebagian lainnya beranggapan hal tersebut merupakan bentuk kedisiplinan yang tegas.
Menanggapi situasi yang memanas, Lukman menyatakan pihaknya telah mengambil langkah cepat agar proses belajar mengajar tidak terhambat. Ia menegaskan tidak ada kebijakan peliburan sekolah akibat kejadian tersebut.
“Tidak ada peliburan. Hari ini saya sudah perintahkan agar siswa masuk sekolah seperti biasa. Jangan sampai gara-gara tidak senang kepada kepala sekolah, lalu sekolah jadi tidak berjalan,” tegasnya.
Dinas Pendidikan juga memastikan akan melakukan klarifikasi terhadap semua pihak yang terlibat dalam insiden tersebut, termasuk kepala sekolah, siswa, guru, hingga komite sekolah. Langkah ini dilakukan agar permasalahan dapat diselesaikan secara adil dan transparan.
“Ya, nanti semuanya akan kita klarifikasi dari kepala sekolah, guru, siswa, hingga komite. Karena memang dari laporan yang masuk, guru di sekolah itu juga terbelah, ada yang senang, ada yang tidak senang dengan kepala sekolah,” jelas Lukman.
Kasus ini menyoroti kembali pentingnya pendekatan yang tepat dalam mendisiplinkan siswa di lingkungan pendidikan. Meskipun ketegasan dibutuhkan, tindakan fisik dikhawatirkan menimbulkan efek negatif terhadap psikologis peserta didik serta reputasi lembaga pendidikan itu sendiri.
Sementara itu, sejumlah pihak berharap kejadian ini dapat menjadi momentum bagi dunia pendidikan di Banten untuk memperkuat komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua. Disiplin dan etika memang penting, namun harus dijalankan dengan pendekatan yang mendidik, bukan dengan kekerasan.
Pihak Dindik Banten memastikan proses investigasi akan dilakukan secara menyeluruh, agar keputusan yang diambil nantinya bisa menjadi contoh bagi seluruh sekolah di wilayah tersebut. []
Siti Sholehah.