Keracunan Massal di Sleman, Distribusi Makanan Bergizi Gratis SMP Dihentikan Sementara

SLEMAN – Ratusan siswa di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi sajian Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (12/8/2025).
Kejadian ini menyusul insiden serupa di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yang lebih dahulu menjadi sorotan publik.
Kasus di Sleman menimpa siswa tiga sekolah di Kecamatan Mlati, yakni SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, dan SMP Pamungkas Mlati.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, total 178 siswa melaporkan gejala seperti pusing, mual, hingga diare.
Rincian kasus menunjukkan 58 siswa SMP Muhammadiyah 1 Mlati diduga keracunan usai menyantap rawon. Mereka menjalani perawatan di Puskesmas Mlati I.
Di SMP Muhammadiyah 3 Mlati, 90 siswa dari total 174 murid mengalami gejala serupa. Sementara SMP Pamungkas mencatat 30 siswa terdampak dari 263 murid.
Siswa dari dua sekolah terakhir mendapatkan perawatan di Puskesmas Mlati II, sebagian di antaranya dirujuk ke rumah sakit.
Kapolresta Sleman Kombes Pol. Edy Setianto Erning Wibowo mengonfirmasi penghentian sementara distribusi menu MBG di tiga SMP tersebut.
“Hasil koordinasi dengan BGN untuk pengiriman makanan di 3 SMP tersebut distop dulu. Tapi kalau yang (MBG untuk) SD masih,” ujarnya, Kamis (14/8/2025) dikutip dari Tribun Jogja.
Edy menambahkan, hingga Rabu malam masih terdapat 19 siswa yang dirawat di RSUD Sleman dan 3 siswa di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM.
Meski demikian, kondisi mereka dilaporkan membaik.
Polisi telah mengambil sampel makanan untuk diuji di Laboratorium Forensik (Labfor) Semarang. Dapur penyedia menu MBG juga telah diperiksa.
“SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di Mlati kita baru interogasi,” ungkap Edy, seraya menyebut penyedia menu bersikap kooperatif.
Kasus ini memicu perhatian publik terhadap standar sanitasi dan higiene dalam program MBG, mengingat tujuannya adalah meningkatkan gizi siswa namun justru berpotensi menimbulkan masalah kesehatan bila pengawasan tidak optimal. []
Nur Quratul Nabila A