Kesepakatan SPAB Diteken, Sekolah Disiapkan Hadapi Bencana

SAMARINDA — Ajakan untuk menjadikan sekolah sebagai ruang aman yang tidak hanya mendidik tetapi juga melindungi, menjadi semangat utama dalam kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang digelar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Samarinda. Penegasan itu disampaikan oleh Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Yasir, sebagai pengantar penting dari sebuah langkah besar: penandatanganan komitmen bersama antara BPBD Kaltim, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltim, serta pihak MAN 2 Samarinda, pada Jumat (13/6/2025).
Penandatanganan ini menjadi penanda nyata bahwa pengurangan risiko bencana di lingkungan pendidikan bukan hanya wacana, melainkan gerakan sistematis yang melibatkan lintas sektor. Menurut Yasir, kolaborasi menjadi kunci utama dalam memastikan sekolah-sekolah di Kaltim mampu menjalankan peran ganda: mendidik dan melindungi.
“Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga harus menjadi tempat yang aman bagi peserta didik dan tenaga pendidik. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan mitigasi harus ditanamkan sejak dini,” tegasnya, menyampaikan pesan yang bukan hanya ditujukan kepada siswa, tetapi kepada seluruh ekosistem pendidikan.
Langkah konkret tersebut diwujudkan melalui komitmen tertulis yang ditandatangani bersama di halaman sekolah, sebagai akhir dari rangkaian kegiatan edukasi dan simulasi kebencanaan. Komitmen ini berisi kesepakatan untuk melaksanakan pelatihan rutin, memasukkan materi kebencanaan dalam kurikulum, serta menyiapkan sarana evakuasi dan pertolongan darurat yang sesuai standar.
Kepala MAN 2 Samarinda menyambut baik kemitraan ini dan menyatakan kesiapan sekolahnya menjadi pelopor SPAB di Kalimantan Timur. Dengan ditandatanganinya dokumen ini, MAN 2 tidak hanya menjadi lokasi pelaksanaan, tetapi juga simbol percontohan dari upaya sistematis pemerintah dalam menanamkan budaya sadar bencana sejak bangku pendidikan.
Yasir juga menekankan bahwa SPAB harus dilihat sebagai gerakan jangka panjang, bukan sekadar kegiatan insidental. Pembentukan Tim Tanggap Bencana Sekolah menjadi elemen penting dalam struktur ini, karena tim tersebut akan bertindak sebagai ujung tombak saat terjadi situasi darurat.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim sendiri menilai program ini sebagai bagian penting dari transformasi pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap risiko. Kepala bidang terkait dari Disdikbud mengungkapkan bahwa SPAB akan terus diperluas ke satuan pendidikan lainnya, seiring penguatan kurikulum berbasis risiko dan kesiapsiagaan.
Dengan penandatanganan komitmen ini, pemerintah provinsi menegaskan bahwa SPAB bukan hanya tentang prosedur keselamatan, melainkan investasi sosial untuk membentuk generasi yang tangguh dalam menghadapi bencana. Kolaborasi antara BPBD, Disdikbud, dan sekolah menjadi model sinergi yang diharapkan dapat direplikasi di seluruh daerah.
Di tengah meningkatnya frekuensi bencana akibat perubahan iklim dan kerentanan lingkungan, upaya ini menjadi pengingat bahwa kesiapan bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Kesadaran dan keterlibatan seluruh pihak adalah fondasi bagi pembangunan pendidikan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga aman dan berdaya tahan. []
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Enggal Triya Amukti | ADV Diskominfo Kaltim