Kesurupan Massal Ganggu Produksi Pabrik Boneka di Cianjur
CIANJUR – Aktivitas produksi di sebuah pabrik boneka di Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, sempat terganggu setelah puluhan karyawan mendadak histeris dan diduga mengalami kesurupan massal. Insiden ini terjadi pada Senin (25/11/2025), tepat antara pukul 09.00 hingga 10.00 WIB, dan menimbulkan kepanikan di kalangan pekerja.
Dalam rekaman video yang beredar luas di media sosial, terlihat sejumlah pegawai keluar dari gedung produksi dengan tergesa-gesa. Beberapa di antaranya tampak berteriak dan menangis tanpa sebab yang jelas. Sementara itu, karyawan lainnya mencoba menenangkan rekan mereka yang terlihat tidak sadarkan diri dan terus berteriak.
Situasi sempat tidak terkendali hingga petugas keamanan dan pihak pabrik membawa beberapa pekerja yang histeris ke luar area produksi untuk mendapatkan penanganan. Beberapa karyawan lainnya pun dievakuasi untuk menghindari suasana yang semakin mencekam. Kejadian tersebut sontak menjadi perhatian warga sekitar dan viral di berbagai platform media sosial.
Kapolsek Sukaluyu, AKP Akhmad Tri Lesmana, membenarkan adanya peristiwa yang diduga sebagai kesurupan massal di pabrik tersebut. Ia menyebut setidaknya ada 30 orang yang mengalami gejala histeris secara bersamaan.
“Anggota langsung ke lokasi begitu mendapatkan informasi adanya kesurupan massal. Total ada 30 karyawan yang mengalami gejala serupa,” ujarnya, Senin (25/11/2025).
Menurut Akhmad, para karyawan yang mengalami histeris tersebut langsung dipulangkan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sementara itu, pekerja lain yang tidak terdampak tetap melanjutkan aktivitas seperti biasa.
“Tidak diliburkan, begitu yang histeris dievakuasi dan ditenangkan. Karyawan lainnya tetap bekerja,” kata dia.
Meski penyebab pasti belum diketahui, sejumlah pekerja menduga insiden tersebut dipicu kelelahan dan tekanan kerja menjelang akhir tahun, di mana produksi meningkat untuk memenuhi permintaan pasar. Namun, sebagian lainnya mengaitkannya dengan faktor nonmedis dan suasana mistis di area pabrik yang diyakini memiliki cerita tertentu.
Pihak kepolisian tidak berspekulasi mengenai penyebabnya. Mereka menegaskan bahwa peristiwa ini masih dalam pemantauan dan akan ditindaklanjuti secara bijaksana, termasuk dengan melibatkan tenaga kesehatan atau ahli psikologi jika dibutuhkan.
Hingga siang hari, kondisi pabrik kembali terkendali. Pihak manajemen memastikan keselamatan pekerja menjadi prioritas dan akan mengevaluasi sistem kerja serta memberi dukungan bagi karyawan yang mengalami tekanan psikologis.
Kejadian ini bukan kali pertama fenomena serupa terjadi di lingkungan kerja. Pakar psikologi menjelaskan bahwa fenomena histeria massal dapat terjadi saat seseorang berada dalam lingkungan yang penuh tekanan mental, emosional, atau kelelahan, dan kemudian menjalar ke orang lain melalui sugesti. []
Siti Sholehah.
