Ketegangan di Timur Tengah Mencapai Titik Puncaknya saat AS Mendesak Dinginkan Keadaan
JAKARTA – Amerika Serikat mengajak negara-negara lain lewat saluran demokratik, untuk membujuk Iran agar mengurungkan serangan balas dendam ke Israel dan meredakan ketegangan di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan Timteng saat ini ada dalam “momen kritis”.
Blinken mengatakan Washington saat ini dalam diplomasi yang intens hampir sepanjang waktu, untuk membantu meredakan ketegangan saat Iran diduga sedang siapkan balasan terhadap Israel.
“Semua pihak harus menahan diri dari eskalasi,” kata Blinken, dilansir Reuters.
“Semua pihak harus mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan. Eskalasi tidak menguntungkan siapa pun. Itu hanya akan menyebabkan lebih banyak konflik, kekerasan, dan ketidakamanan,” imbuhnya.
Pemimpin politik kelompok perlawanan Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dibunuh di ibu kota Iran Teheran pekan lalu. Serangan itu memicu ancaman balas dendam terhadap Israel, dan menambah kekhawatiran konflik Gaza akan berubah jadi perang Timteng yang lebih luas.
Israel menyalahkan Israel atas pembunuhan itu dan menegaskan akan “menghukum” negara Zionis tersebut. Hingga kini belum ada pihak mana pun yang mengklaim bertanggung jawab atas kematian Haniyeh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan Iran punya hak untuk melindungi kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya dalam merespons serangan yang diduga dilakukan Israel itu.
“Kami percaya bahwa Iran berhak menghukum agresor dalam kerangka hukum internasional. Iran pasti dan tegas akan mengambil tindakan serius dan pencegahan dengan menggunakan hak inherennya berdasarkan prinsip-prinsip internasional untuk memastikan keamanannya,” ucap Kanaani seperti dikutip kantor berita Iran, Tasnim, pada Senin (5/8/2024). []
Nur Quratul Nabila A