Ketegangan Memanas, Rusia Tuduh Prancis Memprovokasi Perang

MOSKOW – Ketegangan antara Rusia dan Prancis meningkat setelah pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengisyaratkan kemungkinan memperluas pencegahan nuklir ke sekutu Eropa dan mengirim pasukan ke Ukraina untuk menegakkan kesepakatan damai. Pernyataan ini langsung menuai respons keras dari Rusia.

Dalam pidatonya pada Rabu (6/3/2025), Macron mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dinamika global yang berubah setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Menurutnya, kebijakan Trump terhadap Ukraina dapat memperburuk hubungan Eropa dengan Rusia.

“Kami melihat Rusia sebagai ancaman bagi Prancis dan Eropa,” ujar Macron.

Ia juga mengonfirmasi adanya pembicaraan dengan Friedrich Merz, kandidat kuat Kanselir Jerman, mengenai strategi keamanan di Eropa.

Tak lama setelah pidato Macron, Kremlin menuding Prancis sebagai pihak yang ingin memperpanjang konflik di Ukraina.

“Pidato Macron sangat konfrontatif. Terlihat jelas bahwa Prancis ingin perang ini terus berlanjut,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Kamis (7/3/2025).

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, bahkan menilai pernyataan Macron sebagai ancaman langsung terhadap Rusia, terutama terkait penggunaan senjata nuklir.

“Jika ia benar-benar menganggap Rusia sebagai ancaman dan berbicara soal kesiapan menggunakan senjata nuklir, maka itu jelas merupakan ancaman bagi negara kami,” tegas Lavrov.

Presiden Rusia Vladimir Putin turut menanggapi pernyataan Macron dengan nada sarkastik. Ia menyamakan Macron dengan Napoleon Bonaparte, kaisar Prancis yang pernah memimpin invasi ke Rusia pada tahun 1812, yang akhirnya berujung pada kekalahan telak bagi Prancis.

“Masih ada orang yang ingin kembali ke masa Napoleon, seolah lupa bagaimana itu berakhir,” sindir Putin.

Ketegangan ini semakin memperburuk hubungan antara Rusia dan Prancis, yang sebelumnya telah tegang akibat sikap Prancis yang aktif mendukung Ukraina dalam konflik dengan Rusia. Hingga saat ini, belum ada tanggapan lebih lanjut dari Macron terkait respons keras yang datang dari Moskow. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *