Ketua MPR: Joget di Sidang Tahunan Hanya Relaksasi Suasana

JAKARTA – Peristiwa joget yang dilakukan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Sidang Tahunan MPR pada Jumat, 15 Agustus 2025, terus menjadi sorotan publik.
Video yang merekam momen itu viral di media sosial dan memicu perdebatan, sebagian masyarakat menilai aksi tersebut tidak pantas dilakukan di forum resmi kenegaraan.
Menanggapi hal itu, Ketua MPR RI Ahmad Muzani menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari kejadian tersebut.
Ia menilai aksi bergoyang para anggota dewan merupakan bagian dari upaya mencairkan suasana yang formal dan tegang.
“Ya, saya kira karena lagu itu kan upaya untuk merelaksasi suasana, baik pada saat di sidang paripurna, DPR ataupun MPR, ataupun pada saat setelah selesainya upacara detik-detik proklamasi,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Agustus 2025.
Menurutnya, momen berjoget tersebut terjadi setelah acara resmi berakhir, sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan yang melanggar etika persidangan.
“Sehingga menurut kami itu sesuatu yang tidak ada masalah karena letakannya di luar acara formal,” tambahnya.
Lebih lanjut, Muzani menilai bahwa gerakan spontan anggota DPR saat alunan musik diputar adalah hal yang lumrah.
Ia menganggap reaksi tubuh mengikuti irama lagu merupakan sesuatu yang manusiawi.
“Sebenarnya orang joget mendengar lagu itu kan sesuatu yang otomatis. Kalau kita mendengar lagu, apalagi lagunya pas dengan irama-irama yang menyenangkan, merelaksasi itu dengan sendirinya tubuh akan bergerak,” ujarnya.
“Apakah kepala, apakah tangan, atau kaki, atau bahkan badan, tangan, kaki, sampai kepala. Itu sesuatu yang wajar saja kalau kita mendengar lagu, kemudian tubuh kita bergoyang atau bergerak, sesuatu yang normal dan biasa saja,” pungkas Muzani.
Sebelumnya, video yang menampilkan anggota DPR berjoget bersama usai sidang tahunan beredar luas di media sosial.
Mereka tampak bersemangat saat lagu daerah asal Nusa Tenggara Timur, “Gemu Fa Mi Re”, diputar.
Beberapa legislator bahkan berdiri dari kursi dan mengikuti gerakan tarian dengan penuh antusiasme.
Namun, respons warganet beragam. Tidak sedikit yang menilai para wakil rakyat seharusnya lebih peka terhadap kondisi masyarakat yang masih berjuang menghadapi tekanan ekonomi.
Meski demikian, ada pula yang menilai hal itu sekadar bentuk hiburan singkat setelah mengikuti rangkaian acara kenegaraan yang padat.
Fenomena tersebut kembali membuka diskusi publik tentang citra wakil rakyat di ruang sidang.
Apakah mereka pantas menunjukkan sisi santai di forum negara, atau justru perlu menahan diri demi menjaga wibawa lembaga perwakilan rakyat. []
Nur Quratul Nabila A