KH. Waqid Romzi Giliraja Sumenep, Sosok yang Lembut dan Bijaksana
PROBOLINGGO, PRUDESI.COM-Almarhum Almaghfurlah_ KH. Waqid Romzi adalah sosok panutan yang selalu dikenang terutama di kalangan jamaahnya seperti santri, alumni dan simpatisan Pondok Pesantren Nurul Ulum, Pulau Giliraja, Sumenep. Beliau adalah pendiri pesantren ini yang cukup bersahaja, wajah sejuk nan lembut, dan tampak dengan sorban hijaunya saat berada di podium.
Beberapa kali penulis menyimak ceramah KH. Waqid Romzi, misalnya pada saat mengisi ceramah dan sambutan atas nama pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum dalam rangka Haflatul Imtihan.
Masih segar dalam ingatan, pada saat mengisi ceramah dan sambutan tersebut, KH. Waqid Romzi selalu berpesan pada jamaah yang hadir agar, menjadi hamba Allah dengan konsep memiliki perbaikan diri yang dimulai dari hati.
Ceramahnya mencerminkan dakwah Rasulullah SAW sebagai panutan. Kita melihat atau membaca sejarahnya bahwa Rasulullah diutus untuk memperbaiki umat manusia dengan hati. Dan manusia pertama yang diperbaiki oleh Rasulullah menjadi model konsep bagaimana kita meniru memperbaiki manusia adalah pada perbaikan isi hatinya.
Waqid Romzi dalam ceramahnya menggaris bawahi dan memberikan pesan kepada kita bahwa keselamatan kita di akhirat kelak sangat bergantung pada kebersihan hati. Yang sering beliau serukan dalam petikan ceramahnya:
“Inna fil jasadi mudghah idza sholuhat sholuhat jasadu kulluh, idza fasadat fasadat jasadu kulluh, alaa wa hiyal qolbu” (Sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka akan baiklah seluruh anggota tubuhnya. Jika ia buruk, maka akan buruklah seluruh anggota tubuhnya. Segumpal daging itu adalah hati).
Waqid Romzi sosok yang bijaksana. Mendidik santri tanpa menggunakan tindakan kekerasan baik secara fisik maupun mental. Suaranya lembut penuh nasihat yang menginspirasi sehingga nasihatnya dapat mudah diikuti.
Suatu kisah yang sangat mengesankan penulis. Saat santri bernyanyi di kelas karena saat itu guru belum memasuki kelas. Beberapa siswa di MTs Nurul Ulum bernyanyi. Lagu yang dibawakan dengan judul, “Istri Salehah,” sebuah lagu ciptaan Raja Dangdut, H. Rhoma Irama.
Kemudian, beliau (KH. Waqid Romzi) mendengarnya di luar kelas. Beliau sama sekali tidak tampak marah, beliau malah menyuruhnya kepada sejumlah siswa yang bernyanyi untuk keluar kelas, agar sekalian tampil bernyanyi di halaman madrasah. Tidak hanya mereka, semua siswa di kelas lainnya pun diperintahkan menonton di halaman madrasah sehingga jadi tontonan yang seru dan menggembirakan bagi semua yang menontonnya.
Boleh dikatakan, inilah hukuman bagi mereka sekaligus tantangan yang harus dihadapinya. Hukuman plus menjadi media pencarian bakat untuk berani tampil di hadapan banyak orang.
Karena itu beliau adalah sosok yang bijaksana, lembut, penuh perhatian kepada segenap santri. Semoga kita berkumpul bersama beliau kelak di surga Ilahi Robbi. Al Fatihah. Aamiin ya Robbal Aalamiin. (Penulis : Saifullah, Ketua Yayasan Kali Bambu Mandiri Paiton, Ketua GPMB (Gerakan Pembudayaan Minat Baca) Kab. Probolinggo periode 2021-2025, dan alumni MI dan MTs Nurul Ulum Giliraja (1989-1993)