Kilang Minyak Balikpapan Siap Beroperasi November 2025

JAKARTA – Indonesia akan segera memiliki tambahan infrastruktur energi berskala besar yang diproyeksikan menjadi kilang minyak terbesar di Tanah Air. Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang dikerjakan PT Pertamina (Persero) melalui subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyampaikan target penyelesaian pembangunan sudah ditetapkan dengan jadwal ketat.

“Dan tentunya, target untuk penyelesaian RDMP Balikpapan, kami usahakan akan mulai start pada 10 November 2025, dan diharapkan pada tanggal 17 November 2025 sudah beroperasi dengan kapasitas yang minimal,” kata Simon dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Senin (15/09/2025).

Kilang Balikpapan, yang dikenal sebagai RU V, tengah memasuki tahap akhir konstruksi. Proyek ini akan menambah kapasitas pengolahan minyak sebesar 100 ribu barel per hari (bph), dari semula 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph. Dengan peningkatan ini, Balikpapan diproyeksikan melampaui Kilang Cilacap di Jawa Tengah yang selama ini menjadi yang terbesar dengan kapasitas 345 ribu bph.

Selain menambah kapasitas, proyek RDMP Balikpapan juga masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Pemerintah menaruh perhatian besar pada pengembangan ini karena diharapkan bisa memperkuat ketahanan energi nasional, mengurangi ketergantungan pada impor BBM, dan meningkatkan nilai tambah dari pengolahan minyak mentah dalam negeri.

Kilang ini dibangun oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), anak perusahaan dari PT KPI. Pekerjaan konstruksi melibatkan ribuan tenaga kerja, baik dari dalam negeri maupun mitra luar negeri, dengan harapan bisa membawa dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar Kalimantan Timur.

Jika beroperasi sesuai rencana, kilang Balikpapan tidak hanya akan menjadi tulang punggung produksi BBM domestik, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam industri pengolahan minyak global. Hal ini penting mengingat di tengah prediksi banyak kilang dunia yang akan berhenti beroperasi akibat transisi energi, kebutuhan BBM di Indonesia masih cukup tinggi.

Penyelesaian proyek raksasa ini diharapkan memberi sinyal optimisme. Di satu sisi, Pertamina menyiapkan fondasi untuk memperkuat energi fosil jangka menengah. Di sisi lain, pemerintah tetap mendorong diversifikasi ke energi baru dan terbarukan. Kombinasi keduanya diyakini akan menentukan masa depan ketahanan energi Indonesia. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *