Kisah di Balik Foto Legendaris saat Donald Trump di Tembak
JAKARTA – Evan Vucci, fotografer Associaced Press berhasil mengabadikan momen mantan Presiden AS Donald Trump sesaat setelah insiden penembakan saat kampanye. Foto tersebut menjadi perbincangan publik lantaran momen yang terbidik sangat tepat. Terlihat Trump berdiri dengan tangan terkepal ke udara dengan latar belakang langit biru cerah dan bendera Amerika yang berkibar. Ekspresi wajah para pengawal yang berusaha mengamankan Trump terlihat jelas. Sementara di wajah Trump terlihat ada noda darah dari telinga mengalir ke pipinya.
Vucci yang telah meliput Trump sejak pencalonannya delapan tahun lalu menceritakan detik-detik menegangkan tersebut. Saat mendengar suara tembakan ia langsung bergerak cepat memotret Trump dari segala sudut.
“Saya mendengar tembakan. Jadi saya berlari ke panggung saat agen-agen Secret Service mulai melindungi Presiden Trump. Mereka datang dari berbagai arah, dan mereka menutupi dia dari atas. Saya pergi ke depan, samping panggung dan mulai memotret segala sesuatu yang bisa saya lakukan,” kata Vucci, dikutip Guardian, Senin (1).
Vucci yang pernah memenangkan Penghargaan Pulitzer untuk foto protes setelah kematian George Floyd pada tahun 2020, mengungkap saat pengawal mulai banyak berdatangan ia kembali berpikir apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia mulai memikirkan rute evakuasi yang menurutnya akan berada di sisi lain panggung. Dia memposisikan dirinya di tangga dekat panggung.
“Saya mulai berpikir, Oke, apa yang akan terjadi selanjutnya? Ke mana dia akan pergi? Di mana saya harus berada? Apa yang akan terjadi? Pekerjaan ini semua tentang antisipasi,” kata Vucci.
Ia memahami agen pengawal akan berusaha menutupi agar Trump tidak terlihat. Saat itu Trump justru tampak berjuang untuk tampil terlihat ke depan. Ia juga mendengar Trump meminta agen untuk mencarikan sepatunya yang terlepas.
“Oke. Satu sepatu ada di sana,” kata seorang agen. “Ayo, Mari kita ambil sepatunya.” Lalu Trump berkata, “Tunggu, tunggu, tunggu.” Dia menyentuh rambutnya, meraih tangan kanannya melalui penghalang yang dibentuk oleh agen rahasia, dan mengangkat tinjunya. Trump berkata, “Fight! Fight! Fight!” papar Vucci menceritakan momen tersebut.
Vucci sempat terkejut ketika Trump mengepalkan tinjunya ke udara. Namun ia kembali berpikir cepat dan mengabadikan momen tersebut. Sementara editor di kantornya juga memintanya terus mengirimkan foto yang memang secara otomatis terkirim karena kameranya tersambung online.
Setelah Trump pergi, Vucci dan fotografer lainnya ditarik ke dalam tenda. Saat itu sinyal di ponselnya menghilang. Ia tak mengetahui bahwa foto itu sudah terunggah dan menjadi perbincangan di media sosial. Baru setelah 45 menit, ia keluar dari tenda dan berada di lapangan kosong, ia mengetahui fotonya telah menjadi perbincangan.
“Hal tentang fotografi adalah dua orang bisa melihat gambar yang sama persis dan memiliki reaksi yang benar-benar berbeda. Tetapi apa yang membuatnya begitu mencolok adalah darah di wajahnya, bendera itu, tinju yang diangkat. Banyak emosi kuat terjadi dalam gambar itu, dan saya pikir itulah yang membuat orang bereaksi,” ungkapnya. []
Nur Quratul Nabila A