Komandan Tentara Ini Tolak Gaji Rp 7 Juta dari Pengusaha Miras Ilegal
NUNUKAN – Pemberantasan minuman keras ilegal asal Malaysia yang gencar dilakukan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI Malaysia Yonif Linud 433/Julu Siri Kostrad, tak membuat jera para pelaku penyelundupan di Nunukan.
Mereka bahkan berupaya mendekati aparat, dengan mengiming-imingi sejumlah uang agar minuman keras ilegal dibiarkan masuk dan beredar di daerah ini.
”Ada pengusaha yang siap gaji kita perbulan Rp 7 juta. Ini satu bos miras. Bayangkan kalau saya mau, berapa bos miras yang ada di Nunukan? Tapi ini adalah harga diri bangsa, kami tetap komit (Komitmen),” kata Komandan Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif Linud 433/Julu Siri Kostrad, Letnan Kolonel (Inf) Agustatius Sitepu, Selasa (12/5/2015).
Agustatius mengatakan, untuk memberantas minuman keras ilegal di Nunukan, pihaknya harus berhadapan dengan mafia.
Konsekuensinyapun tidak ringan. Selain mendapatkan ancaman, pihaknya juga dirayu dengan uang.
”Komitmen yang kami lakukan tentu sangat beresiko terutama dengan mafia miras dan orang yang dirugikan.
Tetapi kami menegaskan bahwa ini adalah salah satu upaya melindungi negara ini,” katanya.
Dia mengatakan, tawaran uang hingga puluhan juta rupiah tentu sangat menggoda dan menggiurkan.
Namun karena hal ini merupakan tugas negara sebagai amanah yang diletakkan di pundak prajurit, diapun dengan tegas menolak tawaran dimaksud tanpa harus berpikir panjang.
Direncanakan, pada Mei ini Yonif Linud 433/Julu Siri Kostrad akan mengakhiri tugas pengamanan perbatasan di Kabupaten Nunukan.
Meskipun akan kembali ke Sulawesi Selatan, Agustatius yakin pasukan penggantinya akan terus melanjutkan upaya pemberantasan minuman keras ilegal.
”Jangan salah, kita punya MoU antara panglima kami dengan Dirjen Bea Cukai. Jadi saya pastikan ini akan dilanjutkan Satgas berikutnya. Saya yakin mereka lebih baik,” katanya. [] TBK