Komisi IV DPRD Samarinda Minta Investigasi Penyebab Lonjakan TBC

PARLEMENTARIA – Kasus Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan serius di Kalimantan Timur. Tiga wilayah dengan kasus tertinggi yakni Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara menunjukkan bahwa penyakit menular ini terus menjadi ancaman nyata bagi masyarakat.
Menyikapi kondisi tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menegaskan bahwa penanganan TBC harus menjadi prioritas pemerintah daerah, tidak bisa hanya menunggu arahan pusat. “Menghadapi penyakit menular seperti TBC, kita tidak bisa bersikap reaktif. Daerah harus proaktif, menggali penyebabnya dan menyiapkan langkah antisipatif,” tegas Novan, Kamis (22/05/2025).
Investigasi Penyebab dan Inventarisasi Pasien
Novan menyebut DPRD Samarinda akan segera melakukan investigasi untuk mengidentifikasi faktor penyebab meningkatnya kasus, baik dari sisi pola hidup masyarakat, faktor lingkungan, hingga musim. “Kami baru menerima data peningkatan kasus TBC. Ini jadi alarm penting. Apakah karena lingkungan, kebiasaan, atau faktor cuaca—semua harus kita dalami,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya inventarisasi penderita TBC sebagai langkah awal memutus rantai penularan.
Belum Ada Langkah Konkret, DPRD Dorong Segera Ada Rapat Koordinasi
Meski menyadari urgensinya, Novan mengakui belum ada langkah konkret dari pihak legislatif maupun eksekutif di Samarinda untuk menanggulangi kasus TBC. Karena itu, ia menyatakan akan segera menginisiasi pertemuan dengan Dinas Kesehatan Kota Samarinda. “Kita akan undang Dinkes untuk duduk bersama. Kita perlu tahu kesiapan dari sisi fasilitas, tenaga medis, dan strategi edukasi kepada masyarakat,” jelasnya.
Soal Vaksin TBC: Pemerintah Daerah Harus Siap
Terkait rencana uji coba vaksin TBC yang digagas pemerintah pusat bersama lembaga internasional seperti Bill & Melinda Gates Foundation dan Wellcome Trust, Novan menekankan pentingnya transparansi dan kesiapan daerah. “Kalau ada peluang vaksin masuk, pemerintah daerah harus siap dari sisi sistem dan SDM. Jangan sampai program nasional gagal di daerah hanya karena lemahnya koordinasi,” tambahnya.
Harapan: Ada Gerak Cepat dan Kolaboratif
Ia berharap penanganan TBC di Samarinda tidak sekadar menjadi rutinitas laporan tahunan, tetapi benar-benar menjadi prioritas kebijakan kesehatan publik. “Masalah TBC ini bukan hanya teknis kesehatan, tapi juga soal keadilan sosial dan kualitas hidup warga. Kami di DPRD siap mendorong dan mengawal agar ini tidak diabaikan,” pungkasnya.
Penulis : Selamet