Konstruksi Sekolah Bermasalah, Komisi IV DPRD Kaltim Lakukan Sidak dan Analisa

SAMARINDA — Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi fisik bangunan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 14 Samarinda yang mengalami keretakan pada sejumlah bagian dinding. Ia menilai perlu dilakukan kajian teknis secara menyeluruh untuk menelusuri penyebab utama kerusakan yang terjadi.
Menurutnya, langkah awal yang harus diambil adalah membuka komunikasi intensif antara dinas teknis, pihak sekolah, dan pelaksana proyek guna menelusuri secara detail penyebab keretakan. Agusriansyah menegaskan bahwa identifikasi harus dilakukan dari hulu ke hilir, termasuk aspek perencanaan awal dan proses pembangunan yang dijalankan.
“Ada beberapa hal yang memang perlu ditindaklanjuti dalam artian dikomunikasikan untuk mengetahui secara persis yang menyebabkan mengalami penurunan sehingga terjadi retak,” ungkapnya saat ditemui awak media di Gedung DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Rabu (28/5/2025).

Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menduga bahwa permasalahan ini tidak lepas dari aspek teknis pembangunan, mengingat proyek tersebut dikerjakan tidak dalam satu siklus anggaran yang utuh. Hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan kualitas maupun kesenjangan teknis antar-tahapan pembangunan.
“Perlu diurai secara detail mulai dari proses pemancangan. Daerah itu memang merupakan kawasan timbunan. Bisa jadi tiang pancangnya kurang dalam atau terjadi pergeseran tanah yang menyebabkan dinding mengalami tekanan dan retak,” jelasnya.
Dalam inspeksi langsung yang dilakukan Komisi IV ke sekolah tersebut, Agusriansyah menyebut pihaknya menggunakan metode sederhana untuk mendeteksi apakah retakan masih mengalami pergeseran. Salah satunya dengan menempelkan kertas pada bagian dinding yang retak dan memberi penanda untuk dipantau selama tujuh hari ke depan.
“Ketua Komisi mencoba melakukan uji selama satu minggu menempelkan kertas pada dinding yang retak untuk mengetahui masih bergerak atau tidak. Ini menjadi data awal yang bisa dijadikan bahan evaluasi kepada dinas terkait,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya tanggung jawab seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan, terutama para kontraktor yang menjadi mitra Pemerintah Provinsi. Menurutnya, setiap proyek harus diawali dengan perencanaan yang akurat, analisis teknis yang komprehensif, serta antisipasi terhadap kemungkinan geoteknis di lapangan.
“Kepada siapa pun yang terlibat dalam proses pembangunan itu, harus betul-betul melakukan perencanaan dan analisa dengan benar. Semua potensi permasalahan di lapangan seharusnya sudah dipertimbangkan sejak awal. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi,” tegasnya.
Sebagai tambahan informasi, sidak ke SMAN 14 Samarinda telah dilaksanakan pada Senin (26/5/2025). Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Baba, dan didampingi dua anggota lainnya, yakni Agus Aras serta Agusriansyah Ridwan. Sidak tersebut merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPRD terhadap fasilitas pendidikan di daerah.
DPRD Kaltim menegaskan akan terus memantau penanganan persoalan ini hingga tuntas. Mereka mendorong agar Pemerintah Provinsi melalui dinas teknis melakukan audit struktur bangunan secara menyeluruh. Hal ini dinilai penting mengingat keberlangsungan aktivitas belajar-mengajar harus berlangsung di lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa maupun tenaga pendidik.
Penulis: Putri Aulia Maharani
Penyunting: Enggal Triya Amukti