Koperasi Jadi Kunci Peternak Tahan Banting

ADVERTORIAL — Langkah menuju swasembada daging di Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai membutuhkan strategi kolektif dan penguatan kelembagaan peternak. Hal ini disampaikan Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltim, Firnadi Ikhsan, yang mendorong pembentukan koperasi peternak sebagai salah satu solusi sistemik dalam membangun sektor peternakan yang mandiri dan berdaya saing.
Firnadi menggarisbawahi potensi besar yang dimiliki Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), khususnya dalam budidaya sapi potong. Menurutnya, wilayah tersebut bisa menjadi sentra produksi daging lokal jika diberi dukungan kelembagaan yang terstruktur. Ia mengapresiasi komitmen Pemerintah Kabupaten Kukar yang telah menunjukkan kepedulian nyata terhadap sektor peternakan.
“Pemkab Kukar sudah membuktikan peran aktifnya dengan menyalurkan bibit ternak berkualitas kepada para peternak. Ini contoh konkret bahwa pemerintah bisa hadir untuk memperkuat sektor peternakan,” kata Firnadi saat ditemui di Samarinda, Senin (26/5/2025).
Namun demikian, Firnadi menekankan bahwa beternak bukanlah aktivitas yang memberi hasil instan. Diperlukan ketekunan, manajemen usaha yang baik, dan ketahanan pelaku usaha dalam menghadapi berbagai tantangan.
“Beternak sapi itu bukan kerja instan. Dibutuhkan proses panjang. Peternak kita perlu mental tahan banting dan dukungan dari sisi manajemen usaha yang kuat,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menilai koperasi sebagai solusi strategis untuk mengonsolidasikan kekuatan peternak, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga akses pembiayaan dan pelatihan. Dengan koperasi, seluruh proses bisa lebih efisien, serta memperkuat posisi peternak dalam rantai distribusi pangan lokal.
“Kalau ada koperasi, maka seluruh proses bisa lebih efisien dan tertata. Peternak bisa saling bantu, dan pemerintah pun lebih mudah dalam memberikan program pembinaan,” tambah politisi Partai Demokrat itu.
Firnadi juga menekankan pentingnya kesiapan daerah menghadapi lonjakan kebutuhan daging seiring berkembangnya Kalimantan Timur sebagai kawasan penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurutnya, pertumbuhan populasi dan ekonomi yang dipicu IKN akan berdampak langsung pada meningkatnya permintaan protein hewani.
“Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi di Kaltim, apalagi ada IKN, kebutuhan daging kita pasti meningkat. Kita tidak bisa terus bergantung dari luar. Harus ada solusi dari dalam, salah satunya lewat koperasi,” jelasnya.
Komisi II DPRD Kaltim, lanjut Firnadi, siap mendukung upaya penguatan kelembagaan peternak, termasuk dalam bentuk regulasi dan alokasi anggaran. Dukungan ini diharapkan mampu mendorong lahirnya koperasi-koperasi yang mampu bersaing dan menjamin kesejahteraan para peternak.
“Tujuan kita jelas, swasembada daging dan peternak yang sejahtera. Keduanya bisa dicapai kalau pemerintah dan peternak bisa bekerja bersama dalam sistem yang solid,” pungkasnya.
Penulis: Selamet
Penyunting: Enggal Triya Amukti