Koran Financial Times Dijual, Ini Alasannya
INGGRIS – Perkembangan telepon genggam dan sosial media menjadi alasan utama dijualnya koran bersegmen keuangan, Financial Times. Pembelinya adalah raksasa nedia Jepang Nikkei Inc harga 844 juta pound sterling atau lebih dari Rp17,6 triliun.
Nikkei mengalahkan penawaran beberapa perusahaan besar lainnya yang memperebutkan nama besar Financial Times yang telah berkecimpung di dunia media selama 171 tahun.
Diberitakan CNN, Kamis (23/7), Nikkei mengalahkan media Jerman Axel Springer -penerbit koran Bild dan Die Welt- dan berhasil membeli Financial Times. Ini adalah akuisisi terbesar yang pernah dilakukan perusahaan media di Jepang.
Selain Axel Springer, beberapa perusahaan media lainnya juga tertarik membeli Financial Times, seperti Bloomberg dan Thomson Reuters.
Pearson mengatakan mereka menjual Financial Group karena ingin berkonsentrasi dengan bisnis utama mereka, yaitu membuat buku teks pelajaran dan unit penerbitan. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1844 ini mengaku mengalami “perubahan” setelah perkembangan ponsel dan sosial media yang pesat.
“Dalam lingkungan yang baru ini, cara terbaik memastikan jurnalisme dan perdagangan FT sukses adalah dengan menjadi bagian dari perusahaan berita digital dan global,” kata CEO Pearson, John Fallon.
Media Nikkei yang memiliki oplah mencapai 3 juta eksemplar hanya untuk edisi paginya telah menjadi koran bacaan wajib pebisnis di Jepang. Pihak Nikkei mengaku gembira bisa mengakuisisi FT yang memiliki nilai-nilai jurnalistik yang sama dengan mereka.
“Kami memiliki nilai jurnalistik yang sama. Bersama kami akan menyumbang pada pembangunan ekonomi global,” kata CEO Nikkei Tsuneo Kita.
Selain mengambil alih koran Financial Times yang terkenal dengan kertas berwarna pinknya, Nikkei juga akan memiliki majalah gaya hidup How to Spend It, dan beberapa media khusus seperti The Banker dan Investors Chronicle.
Pembelian tidak termasuk 50 persen saham Pearson untuk majalah mingguan The Economist. Pearson juga masih menempati kantor pusat FT di pusat kota London.
Berdiri tahun 1884 dan pertama kali mencetak di kertas berwarna pink tahun 1893 agar berbeda dengan rivalnya, FT pernah mempekerjakan beberapa nama besar dalam bidang jurnalistik dan politik, seperti Robert Thomson yang saat ini menjadi CEO News Corp, mantan menteri keuangan Inggris Nigel Lawson, dan Ed Balls, penasihat mantan perdana menteri Inggris Gordon Brown.
Oplah FT dalam lima tahun terakhir meningkat 30 persen dan memiliki pembaca yang setia. FT juga merupakan media yang sukses transisi dari cetak ke online.
Penjualan FT Greoup mencapai 334 juta pound sterling pada 2014 dan menghasilkan laba operasi hingga 24 juta pound sterling. Transaksi pembelian FT oleh Nikkei diperkirakan akan rampung pada kuartal keempat tahun 2015. [] CI