Korban Serangan Israel di Yaman Capai 46 Orang

MOSKOW – Gelombang serangan udara yang dilancarkan Israel di Yaman kembali menambah daftar panjang korban jiwa. Kementerian Kesehatan Yaman, Kamis (11/09/2025), melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan yang menghantam ibu kota Sana’a serta Provinsi Al Jawf sehari sebelumnya kini mencapai 46 orang. Selain itu, sebanyak 165 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk perempuan dan anak-anak.

“Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di ibu kota Sana’a dan Al Jawf bertambah menjadi 46 korban tewas dan 165 korban luka, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman, Anis al-Asbahi. Ia menambahkan bahwa angka tersebut masih bersifat sementara karena proses evakuasi dan identifikasi korban masih berlangsung.

Militer Israel (IDF) mengonfirmasi telah melancarkan serangan ke wilayah Yaman dengan dalih menargetkan fasilitas militer milik kelompok Houthi atau Ansar Allah. IDF menyebutkan sasaran serangan meliputi kamp militer, gudang bahan bakar, serta sejumlah infrastruktur yang diyakini mendukung operasi militer Houthi.

Namun, serangan ini kembali memicu kecaman dari berbagai pihak. Sejumlah pengamat menilai bahwa dampak paling besar justru dirasakan warga sipil, yang sejak lama sudah menanggung beban akibat konflik berkepanjangan. Situasi semakin pelik karena serangan ini datang di tengah krisis kemanusiaan yang menjerat Yaman. Negara di Semenanjung Arab tersebut selama bertahun-tahun menghadapi kelangkaan pangan, layanan kesehatan yang terbatas, hingga runtuhnya infrastruktur publik akibat perang.

Serangan Israel juga menambah dimensi baru dalam konflik Yaman, yang sebelumnya lebih banyak diwarnai pertarungan antara koalisi pimpinan Arab Saudi melawan kelompok Houthi. Kini, keterlibatan Israel memperlebar eskalasi regional, seiring meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Bagi warga sipil, setiap kali ada serangan udara, ketakutan semakin menjadi bagian dari keseharian. Laporan dari Sana’a menyebutkan bahwa sejumlah keluarga harus mengungsi ke wilayah yang lebih aman, meskipun fasilitas perlindungan sangat minim. Korban luka pun terus berdatangan ke rumah sakit, yang sebagian besar sudah kewalahan akibat keterbatasan obat dan peralatan medis.

Hingga kini, dunia internasional masih menunggu laporan lebih rinci mengenai jumlah pasti korban. Akan tetapi, bagi masyarakat Yaman, tragedi terbaru ini hanya memperdalam luka lama dari konflik yang seolah tak berujung. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *