Kremlin Belum Terima Sinyal Damai dari Zelensky

MOSKOW – Pemerintah Rusia melalui Kremlin menyatakan belum menerima informasi resmi terkait kesediaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk terlibat dalam negosiasi berdasarkan rencana perdamaian yang dirancang Amerika Serikat (AS) dan mendapat dukungan dari Presiden Donald Trump. Hal tersebut disampaikan usai muncul laporan bahwa Ukraina telah menerima draf perdamaian yang disebut mencakup sejumlah konsesi besar.

Informasi itu disampaikan jurnalis Rusia, Alexander Yunashev, setelah berdialog dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. “Peskov menyatakan bahwa Moskow belum diberitahu mengenai persetujuan Zelensky untuk bernegosiasi berdasarkan rencana perdamaian Trump,” tulis Yunashev dalam akun Telegram miliknya.

Rencana perdamaian yang dimaksud terdiri dari 28 poin, dan disebut menuntut Ukraina menyerahkan sebagian wilayah timur kepada Rusia serta memangkas kekuatan militernya. Selain itu, Kyiv diminta berkomitmen untuk tidak bergabung dengan NATO dan tidak menghadirkan pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara Barat.

Sebagai imbalannya, Rusia akan diizinkan kembali bergabung ke kelompok negara-negara G8 dan mendapatkan keringanan sanksi internasional. Namun, dalam kesepakatan disebutkan bahwa sanksi akan otomatis diberlakukan kembali jika Rusia melakukan invasi ulang ke wilayah Ukraina.

Rencana ini dianggap sarat tuntutan yang menguntungkan Rusia, sementara Ukraina selama ini bersikukuh tidak akan menyerahkan wilayahnya. Zelensky, melalui kantornya, mengonfirmasi telah menerima draf rencana tersebut dan menyatakan kesediaannya untuk membahas sejumlah elemen bersama pihak AS. Ia bahkan menyebut kemungkinan melakukan pembicaraan langsung dengan Donald Trump “dalam beberapa hari mendatang”.

Zelensky juga menegaskan bahwa “kesepakatan apa pun harus menghasilkan ‘perdamaian yang bermartabat’ yang menghormati kedaulatan Kyiv”.

Sementara itu, dua sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah AS mendorong Kyiv untuk mempertimbangkan kerangka perdamaian demi mengakhiri konflik bersenjata yang sudah berlangsung hampir empat tahun. Namun, negara-negara Eropa dilaporkan keberatan dengan isi rancangan tersebut, khususnya poin mengenai penyerahan wilayah dan pengurangan kekuatan militer Ukraina, yang dinilai menyerupai bentuk penyerahan diri.

Gedung Putih membantah anggapan bahwa proposal itu disusun hanya melibatkan Moskow. Disebutkan bahwa Utusan Khusus AS Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah “secara diam-diam” bekerja sama dengan kedua belah pihak selama beberapa bulan terakhir.

Kepala utusan publik militer AS, Kolonel Dave Butler, menyatakan bahwa Zelensky telah setuju untuk bergerak cepat menuju kesepakatan. Butler menegaskan AS ingin memastikan bahwa rencana tersebut merupakan “rencana yang baik untuk rakyat Ukraina”.

Situasi ini masih dinamis, sementara Kremlin belum memberikan respons atas perkembangan terbaru dari Kyiv. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *