Kualitas SDM Jadi Fokus Musda Kependudukan Kaltim

SAMARINDA – Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menjadi pembahasan utama dalam Musyawarah Daerah (Musda) IV Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Provinsi Kalimantan Timur. Agenda yang berlangsung di Gedung Bangga Kencana, Kantor BKKBN Kaltim, Jalan MT Haryono, Samarinda, Jumat (16/05/2025), dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji.
Dalam pidatonya, Seno Aji menekankan bahwa keberhasilan pembangunan Kaltim tidak hanya bergantung pada sumber daya alam yang melimpah, tetapi terutama pada kualitas manusia yang mengelola potensi tersebut. Ia menegaskan, peningkatan SDM menjadi langkah prioritas untuk memutus rantai kemiskinan yang masih menghantui banyak keluarga di daerah ini.
“Bahwa penduduk Kaltim ada 4,2 juta jiwa yang tersebar dari Pasir sampai ke Berau dan dengan luas 127.000 km², dengan tingkat kemiskinan Kaltim luar biasa saat ini,” ujarnya. Seno mengingatkan bahwa meskipun angka kemiskinan turun dari 5,7 persen menjadi 5,3 persen, tantangan mengentaskan kemiskinan tetap besar dan memerlukan kolaborasi semua pihak.
Ia menggarisbawahi pentingnya program keluarga berkualitas dan akses pendidikan gratis yang lebih merata. Menurutnya, pendidikan menjadi instrumen paling efektif untuk memperbaiki taraf hidup dan memperkuat daya saing generasi muda Kaltim.
“Kita masih harus tetap melakukan keluarga berencana ataupun keluarga berkualitas sehingga sumber daya manusia kita bisa lebih unggul… gratispol untuk memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak kita, sehingga dapat memutus rantai kemiskinan di Kaltim,” ucapnya.
Selain isu kemiskinan, Seno Aji juga menyoroti persoalan rendahnya angka partisipasi sekolah. “Persoalan penduduk bukan hanya tentang angka, tapi menyentuh langsung pada kualitas hidup manusia seperti pendidikan, saat ini di Kaltim baru 20 persen anak yang lulus SMA dan hanya 3 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi,” ungkapnya.
Tak kalah mendesak, angka stunting yang masih berada pada 22 persen menjadi perhatian serius. Stunting dipandang sebagai hambatan jangka panjang yang mengganggu kualitas SDM.
“Bahwa stunting juga masih tinggi masih 22%, ini juga harus diturunkan, nanti apabila tingkat kemiskinan kita sudah di bawah 2%, tingkat ekonomi sudah di atas 8 persen dan stunting sudah berada di bawah 5 persen baru dapat menambah jumlah penduduk,” tegasnya.
Seno menutup sambutannya dengan ajakan kepada seluruh anggota KKI agar memperkuat sinergi dalam menciptakan generasi Kaltim yang sehat, cerdas, dan produktif, demi masa depan daerah yang lebih maju dan berdaya saing. []
Penulis: Nur Quratul Nabila | Penyunting: Enggal Triya Amukti | ADV Diskominfo Kaltim