Kuburan Massal di Gaza: 15 Petugas Medis Palestina Diduga Dieksekusi Pasukan Israel

GAZA – Sebanyak 15 petugas medis Palestina ditemukan tewas dalam sebuah kuburan massal di wilayah Rafah, Jalur Gaza selatan.

Temuan ini memperkuat dugaan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Israel terhadap tenaga kemanusiaan di tengah konflik berkepanjangan di Palestina.

Para korban ditemukan pada akhir pekan lalu oleh tim kemanusiaan internasional yang baru memperoleh akses ke lokasi setelah hampir dua pekan ditutup militer Israel.

Salah satu jenazah pertama ditemukan pada Sabtu (6/4/2025), sementara 14 lainnya ditemukan pada Minggu (7/4/2025) dalam lubang berpasir yang diyakini digali untuk mengubur para korban secara massal.

Menurut keterangan dr. Ahmed al-Farra, dokter senior dari Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, sejumlah jenazah menunjukkan luka tembak di kepala dan dada serta kondisi tangan dan kaki terikat.

“Ini bukan korban pertempuran. Mereka diikat, dilumpuhkan, lalu dieksekusi,” ujarnya saat diwawancarai media asing.

Korban tewas diduga berasal dari tim ambulans Bulan Sabit Merah Palestina dan personel pertahanan sipil yang tengah dalam perjalanan menuju lokasi serangan udara Israel di Distrik al-Hashashin, Kota Rafah, pada 23 Maret lalu.

Dua korban diketahui gugur saat ambulans mereka ditembak, sedangkan 13 lainnya adalah bagian dari konvoi evakuasi yang menyusul.

Satu korban tercatat sebagai staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sementara seorang paramedis bernama Assad al-Nassasra hingga kini masih dinyatakan hilang.

PBB menyatakan bahwa sejumlah kendaraan ambulans, kendaraan PBB, dan mobil pemadam kebakaran ditemukan terkubur bersama jasad korban.

“Tampaknya ada upaya sistematis untuk menutupi kejadian ini,” ujar Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Bantuan Kemanusiaan PBB (OCHA).

Laporan ini memperkuat tudingan dari otoritas Palestina bahwa pasukan Israel melakukan eksekusi di luar proses hukum terhadap tenaga medis yang seharusnya dilindungi berdasarkan hukum internasional.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sebelumnya telah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang di Gaza.

Proses penyelidikan terhadap berbagai kekejaman oleh kedua belah pihak, termasuk Hamas, masih terus berjalan.

Penemuan kuburan massal ini terjadi di tengah kembalinya serangan udara intensif Israel ke Gaza, menandai berakhirnya gencatan senjata sementara yang berlangsung sejak 19 Januari lalu. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *