Kurang Dukungan Keluarga Jadi Tantangan Pelestarian Olahraga Tradisional

ADVERTORIAL – Di tengah derasnya arus digitalisasi, pengembangan olahraga tradisional di Kalimantan Timur menghadapi tantangan serius, terutama dari sisi dukungan orang tua. Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim), Bagus Surya Saputra Sugiarta, menyoroti kurangnya dorongan dari keluarga sebagai hambatan utama dalam menggali minat dan bakat anak-anak di bidang ini.

“Tantangan di era digital memang berat tantangannya ini, dalam arti paling dukungan dari orang tua untuk adik-adik, anak-anaknya untuk bisa mengeksplor minat anak-anaknya,” ujar Bagus saat ditemui di Kadrie Oening Tower, Samarinda, Senin (21/07/2025) siang.

Padahal, menurut Bagus, antusiasme masyarakat, khususnya kalangan muda, terhadap olahraga khas daerah mulai menunjukkan peningkatan. Hal ini terbukti dengan banyaknya komunitas yang telah terbentuk dan aktif melestarikan berbagai jenis olahraga tradisional seperti sumpit, gasing, dan egrang. “Nah, dengan beberapa komunitas sudah ada, baik sumpit, gasing, egrang, itu sudah ada komunitas-komunitasnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Bagus mengungkapkan bahwa beberapa cabang olahraga tradisional Kaltim bahkan telah menembus panggung nasional. Ajang Festival Olahraga Tradisional Nasional (Fotrasnas) yang belum lama ini digelar menjadi bukti nyata pengakuan terhadap potensi olahraga daerah. Kalimantan Timur sendiri telah menyaring atlet-atlet terbaiknya untuk berkompetisi di tingkat yang lebih tinggi. “Sudah ada juga yang dipertandingkan di tingkat nasional Fotrasnas, yang kemarin kami seleksi,” katanya.

Para pemenang seleksi di tingkat daerah tersebut, lanjut Bagus, akan diberangkatkan ke Provinsi Gorontalo. Keberangkatan ini bukan hanya sebagai representasi Kaltim di ajang nasional, tetapi juga merupakan bentuk dukungan konkret terhadap eksistensi dan prestasi olahraga tradisional di level yang lebih tinggi. “Itu pemenangnya akan kami kirim ke, ke Gorontalo untuk mengikuti tingkat nasional,” jelasnya.

Untuk itu, Dispora Kaltim telah aktif menyelenggarakan kegiatan seleksi olahraga tradisional selama dua hari. Inisiatif ini bukan sekadar mencari bibit unggul, tetapi juga untuk memperluas pemahaman masyarakat. Harapannya, masyarakat kian menyadari bahwa olahraga tradisional tidak hanya bagian dari warisan budaya, melainkan juga memiliki potensi besar sebagai wadah kompetisi dan pencapaian prestasi yang diakui secara nasional bahkan internasional. “Maka dari itu kemarin kami 2 hari melaksanakan seleksi olahraga tradisional,” terangnya.

Bagus sangat berharap, melalui berbagai kegiatan ini, para orang tua akan lebih terbuka dan menyadari nilai plus yang dimiliki olahraga tradisional. Dengan pengakuan yang semakin luas, baik di tingkat nasional maupun internasional, diharapkan orang tua akan memberikan dukungan penuh kepada anak-anak mereka dalam mengembangkan potensi di bidang ini. “Disitulah membuka biar orang tua membuka mata bahwa olahraga tradisional itu diakui di tingkat nasional maupun di internasional,” tutup Bagus. Dukungan keluarga menjadi krusial agar olahraga tradisional terus lestari dan berprestasi di masa depan.[]

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *