Latihan Silat Berujung Duka, Siswa SMK Sragen Meninggal Dunia

SRAGEN – Kasus kematian seorang siswa kelas X SMK di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, masih menjadi perhatian publik. Riko (16), siswa yang dikenal aktif dan ramah itu, meninggal dunia setelah mengikuti latihan silat pada Senin malam (06/10/2025). Hingga kini, pihak kepolisian masih berupaya mengungkap penyebab pasti kematiannya.

Kapolres Sragen, AKBP Dewiana Syamsu Indyasari, melalui Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Ardi Kurniawan, menyatakan bahwa penyelidikan masih terus berlangsung. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengumpulkan keterangan yang dapat memperjelas kronologi kejadian.
“Tetap melakukan penyelidikan, kita tetap melakukan penyelidikan termasuk pemeriksaan saksi,” ujar Ardi dikutip dari TribunSolo.com, Rabu (08/10/2025).

Secara terpisah, Kapolsek Kalijambe, Iptu Joko Margo Utomo, mengatakan bahwa enam orang telah dimintai keterangan, termasuk pelatih silat yang memimpin latihan malam itu.
“Kami sudah minta keterangan 6 orang, termasuk pelatih,” jelasnya.

Namun hingga kini, pihak kepolisian belum dapat memastikan bagaimana kejadian sebenarnya hingga membuat nyawa Riko tak tertolong. Laporan terkait meninggalnya korban pertama kali diterima pada Selasa dini hari (07/10/2025) sekitar pukul 00.30 WIB.
“Dilaporkan semalam Selasa jam 00.30 WIB, langsung kita tindak lanjut,” tambah Joko.

Berdasarkan penyelidikan awal, korban diketahui mengikuti latihan bersama tiga orang rekan lainnya. Namun, penyebab pasti meninggalnya korban masih menunggu hasil pemeriksaan medis dan analisis lanjutan dari kepolisian.

Ayah korban, Jumadi, mengungkapkan bahwa anaknya berpamitan untuk latihan silat pada Senin malam sekitar pukul 20.00 WIB. Karena lokasi latihan berada tidak jauh dari rumah, ia memperbolehkan sang anak untuk berangkat.
“Tempat latihannya dekat, di kampung, di kebun kosong, latihannya dua minggu dua kali,” ujarnya.

Namun sekitar satu jam kemudian, sekitar pukul 21.30 WIB, Jumadi menerima panggilan telepon dari pelatih anaknya yang mengabarkan bahwa Riko mengalami sakit mendadak.
“Saya langsung ke rumah Pak RT, anak saya langsung latihan, berangkatlah latihan, jam 21.30 WIB lebih dikit, ditelepon pelatih, Riko sakit, waktu latihan sakit, saya kira masuk angin biasa,” katanya.

Setelah itu, Riko dibawa ke klinik terdekat dan kemudian dirujuk ke rumah sakit. Namun, pihak medis menyatakan bahwa nyawanya tidak dapat diselamatkan.
“Dibawa ke klinik, langsung dibawa ke rumah sakit, disini katanya sudah meninggal dunia,” sambungnya dengan nada sedih.

Meski terpukul, Jumadi berusaha tegar menghadapi kepergian anaknya.
“Harapannya saya sudah cukup sekian, sudah saya ikhlaskan, saya ikhlas lahir batin,” ungkapnya.
“Kalau misalnya ada kesalahan dari anak saya, mohon semuanya, apapun minta maaf, minta doanya semuanya,” tambahnya.

Pihak kepolisian kini berupaya menelusuri apakah ada unsur kelalaian dalam kegiatan latihan tersebut. Pemeriksaan terhadap pelatih dan rekan-rekan korban menjadi langkah awal untuk memastikan tidak ada praktik pelatihan yang berpotensi membahayakan siswa.

Kasus ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat dan lembaga pendidikan agar lebih memperhatikan keamanan kegiatan ekstrakurikuler, terutama olahraga bela diri yang memiliki risiko fisik tinggi. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *