Ledakan Besar di Taiwan, Banyak Yang Tewas
TAIWAN – Serangkaian ledakan gas di Kota Kaohsiung, Taiwan, telah menewaskan sedikitnya 22 orang dan mencederai 270 lainnya, kata pejabat pemerintah setempat.
Penyebab pasti ledakan-ledakan tersebut belum pasti, namun sejumlah laporan sementara menyebutkan ledakan diakibatkan pipa-pipa gas yang retak.
Tayangan stasiun televisi Taiwan menunjukkan kebakaran dahsyat di lokasi kejadian. Bahkan, guncangan akibat ledakan menyebabkan lusinan mobil terbalik dan aspal rontok.
Dinas pemadam kebakaran Taiwan mengatakan baik korban tewas maupun korban cedera diangkut ke rumah sakit terdekat.
“Dinas pemadam kebakaran setempat menerima pengaduan adanya kebocoran gas pada Kamis (31/07) malam dan ada pula serangkaian ledakan sekitar tengah malam yang berdampak pada kawasan seluas dua hingga tiga kilometer per segi,” kata Dinas Pemadam Kebakaran Nasional.
Kawah besar
“Saya menyaksikan mobil-mobil dan motor-motor hancur berantakan di jalan dan dokter-dokter memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan untuk mengetahui apakah mereka hidup atau mati,” kata Chen Guan-yuan, seorang warga, kepada BBC.
Chen yang ada di lokasi kejadian sesaat setelah terjadi ledakan mengatakan letusan-letusan mengakibatkan lubang besar seperti kawah.
Sejauh ini, korban tewas berumlah 22 orang, empat di antara mereka petugas pemadam kebakaran.
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah mengingat hingga pukul 05.00 waktu setempat (04.00 WIB) kebakaran belum mampu dipadamkan di dua ruas jalan.
Berdasarkan pemantauan wartawan BBC di Taipei, Cindy Sui, para petugas pemadam kebakaran masih berupaya mencari korban tewas ataupun selamat di balik reruntuhan.
Kepada kantor berita Taiwan, CNA, Kepala Distrik Cianjhen, Jiang Yi-huah mengatakan serangkaian ledakan ditengarai dipicu kebocoran gas pada jaringan pipa bawah tanah.
Ratusan serdadu dan petugas pemadam dari Kota Tainan dan Kota Pingtung, sambung Jiang, dikerahkan ke lokasi kejadian.
Untuk menghindari korban tambahan, masyarakat di Distrik Cianjhen dan Distrik Lingya di Kota Kaohsiung diperintahkan tidak pergi ke kantor atau sekolah. [] BBC