Lerai Tawuran, Warga Jakpus Malah Jadi Korban Kekerasan

JAKARTA — Kasus kekerasan antar-remaja kembali memakan korban di wilayah Johar Baru, Jakarta Pusat. Seorang pria paruh baya berinisial DJJ (58) harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami luka tusuk di bagian pinggang. Ia menjadi korban saat mencoba melerai perkelahian antara anaknya dan seorang remaja berinisial H (18).
Peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat (26/09/2025) pukul 23.30 WIB di Jalan Kawi-kawi Atas, Johar Baru. Perselisihan disebut berawal dari masalah sepele, yakni pinjam-meminjam ponsel yang berujung menjadi perkelahian serius.
“Kami sudah mengamankan pelaku berinisial H yang diduga kuat melakukan pemukulan dan terlibat dalam pengeroyokan. Kejadian ini dipicu oleh pertengkaran soal handphone yang berujung pada tindakan kekerasan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Rabu (08/10/2025).
Menurut keterangan polisi, korban berusaha melerai pertikaian anaknya dengan kelompok pelaku. Namun, niat baik tersebut justru berakhir petaka. DJJ menjadi sasaran pengeroyokan dan ditusuk di bagian pinggang kiri oleh pelaku lain yang berinisial T (17).
“Kami masih memburu pelaku lain, termasuk pelaku penusukan berinisial T (17). Kasus ini tidak bisa ditoleransi. Kami akan proses secara hukum hingga tuntas,” tegas Susatyo.
Kapolsek Johar Baru, Kompol Saiful Anwar, menjelaskan bahwa kelompok pelaku sempat mendatangi rumah korban sebelum kejadian. Cekcok mulut terjadi, kemudian situasi berubah menjadi kekerasan fisik.
“Dua pelaku awal, H dan T, datang ke rumah pelapor mencari adiknya. Setelah cekcok mulut, mereka langsung memukul pelapor. Tak lama, teman-teman pelaku datang dan melakukan pengeroyokan. Ayah pelapor yang mencoba melerai justru ditusuk oleh T,” jelasnya.
Tim kepolisian kemudian bergerak cepat dan berhasil menangkap H pada Selasa (07/10/2025) pukul 16.30 WIB di daerah Kramat Jaya, Johar Baru.
“Pelaku ditangkap tanpa perlawanan. Saat ini kami masih melakukan pemeriksaan dan pengembangan kasus untuk mengungkap pelaku lain dan mencari barang bukti senjata tajam yang digunakan,” ujar Susatyo.
Polisi menegaskan bahwa tindakan kekerasan antar-remaja di lingkungan padat penduduk seperti Johar Baru menjadi perhatian serius. Selain penegakan hukum, aparat juga mengimbau keluarga untuk lebih aktif mengawasi pergaulan anak-anak mereka.
Fenomena tawuran atau perkelahian kecil yang berujung kriminalitas dinilai sering bermula dari masalah pribadi yang tidak terselesaikan dengan baik.
Dalam kasus ini, DJJ menjadi contoh nyata bagaimana niat melerai justru berujung luka. Polisi berharap masyarakat dapat belajar dari kejadian ini bahwa komunikasi keluarga dan kontrol sosial lingkungan sangat penting untuk mencegah kekerasan remaja yang kian marak. []
Siti Sholehah.