Lima Kecamatan di Medan Lumpuh Diterjang Banjir

MEDAN — Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kota Medan sejak akhir pekan lalu mengakibatkan sejumlah sungai di kawasan tersebut meluap dan menimbulkan banjir di lima kecamatan. Bencana yang terjadi pada Minggu (12/10/2025) dini hari itu memaksa ratusan warga meninggalkan rumah untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara, wilayah yang terdampak mencakup Kecamatan Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Johor, Medan Polonia, dan Medan Labuhan. Dari kelima wilayah tersebut, Medan Maimun menjadi kawasan dengan dampak paling luas dan berat.

Di Medan Maimun, lima kelurahan tergenang air dengan jumlah rumah terdampak mencapai ratusan unit. Di antaranya Kelurahan Alur yang menimpa 75 rumah dan mempengaruhi 193 jiwa dari 100 kepala keluarga (KK), Kelurahan Sei Mati dengan 249 rumah terdampak, serta Kelurahan Suka Raja, Hamdam, dan Kampung Baru yang juga mengalami kondisi serupa.

Sementara itu, Kecamatan Medan Johor melaporkan banjir di tiga kelurahan: Kuala Bekala, Pangkalan Mansyhur, dan Gedung Johor. Di kawasan Kuala Bekala saja, tercatat 655 jiwa dari 190 KK terdampak akibat genangan air yang mencapai setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa.

Kecamatan Medan Polonia dan Medan Labuhan juga tidak luput dari dampak banjir. Di Polonia, dua kelurahan yakni Sari Rejo dan Polonia melaporkan ratusan jiwa terdampak dan puluhan rumah terendam. Sedangkan di Medan Labuhan, air merendam permukiman di Kelurahan Pekan Labuhan dan Kelurahan Martubung dengan total lebih dari 900 jiwa terdampak.

Kecamatan Medan Selayang menjadi daerah dengan skala banjir paling kecil, namun tetap menyebabkan puluhan rumah di Kelurahan Beringin tergenang air.

Hingga kini, sebanyak 405 jiwa di Medan Labuhan dilaporkan mengungsi. Jumlah tersebut diperkirakan masih dapat bertambah seiring proses pendataan yang terus dilakukan oleh aparat setempat.

Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumatera Utara, Sri Wahyuni Pancasilawati, menyebutkan bahwa angka tersebut masih bersifat sementara. “Kondisi terkini, berdasarkan laporan masih dalam penanganan dan pendataan oleh pemerintah setempat,” ujarnya.

BPBD bersama TNI, Polri, dan sejumlah relawan telah menyalurkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, selimut, serta perlengkapan bayi ke beberapa titik pengungsian. Pemerintah juga berupaya mempercepat normalisasi aliran sungai agar air dapat segera surut.

Selain upaya penanganan, pemerintah daerah berencana memperkuat sistem drainase dan melakukan pengerukan sungai untuk mencegah banjir serupa di masa mendatang. “Berbagai langkah mitigasi sedang dipersiapkan agar kejadian ini tidak berulang,” tambah Sri Wahyuni. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *