Maduro Sambut Tawaran Bicara dari Trump
WASHINGTON DC – Situasi hubungan Amerika Serikat (AS) dan Venezuela kembali memanas, di tengah manuver militer AS di kawasan Amerika Latin. Namun di balik ketegangan tersebut, muncul rencana mengejutkan dari Presiden AS, Donald Trump, yang dilaporkan ingin membuka jalur dialog langsung dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Langkah ini dinilai sebagai sinyal perubahan pendekatan diplomatik Washington terhadap Caracas.
Kabar soal rencana dialog itu pertama kali dilaporkan oleh Axios pada Senin (24/11/2025) waktu setempat, mengutip sejumlah pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya. Media internasional seperti Reuters dan Anadolu Agency turut mengonfirmasi laporan tersebut pada Selasa (25/11/2025). Menurut para pejabat AS, keputusan tersebut merupakan bagian penting dari strategi diplomasi kapal perang Washington, sekaligus indikasi bahwa aksi militer langsung tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Salah satu pejabat AS menjelaskan situasi yang tengah berkembang. “Tidak ada yang berencana untuk masuk dan menembaknya (Maduro-red) atau menangkapnya — untuk saat ini. Saya tidak mengatakan tidak akan pernah, tetapi itu bukan rencananya saat ini,” katanya. Pernyataan itu mempertegas bahwa opsi militer belum sepenuhnya dikesampingkan, namun diplomasi masih menjadi pilihan utama.
Dalam konteks perang melawan narkotika, pejabat lainnya menegaskan bahwa AS akan menindak tegas kejahatan lintas batas tersebut. “Sementara itu, kita akan meledakkan kapal-kapal yang mengangkut narkoba. Kita akan menghentikan perdagangan narkoba,” ucapnya.
Namun hingga saat ini, belum ada jadwal resmi untuk rencana pembicaraan antara kedua pemimpin tersebut. “Masih dalam tahap perencanaan,” ujar salah seorang pejabat yang tidak ingin disebut namanya. Meski demikian, narasinya tetap tegas terhadap Caracas. “Maduro adalah seorang teroris narkotika. Selalu mengawali dengan kata-kata itu jika Anda ingin mewakili pemikiran presiden,” katanya menambahkan.
Trump sendiri tidak menutup pintu komunikasi. Dalam pernyataannya kepada wartawan di Gedung Putih pekan lalu, ia menyatakan keterbukaannya terhadap perundingan. “Saya mungkin akan berbicara dengannya, iya. Saya berbicara dengan semua orang,” ujar Trump ketika ditanya soal kemungkinan berdialog secara langsung dengan Maduro.
Di sisi lain, Maduro juga menunjukkan respons positif terhadap wacana dialog tersebut. Ia menekankan pentingnya diplomasi dalam menyelesaikan perbedaan antarnegara. “Di Amerika Serikat, siapa pun yang ingin berbicara dengan Venezuela akan berbicara, tatap muka, tidak ada masalah,” kata Maduro, menegaskan kesiapannya untuk berdialog.
Meski begitu, ketegangan tetap tinggi. Pemerintah AS pada Senin (24/11/2025) menetapkan Kartel de los Soles—yang dikaitkan dengan Venezuela—sebagai organisasi teroris asing, dan Washington menuduh Maduro terlibat langsung dalam kartel narkoba tersebut. Tuduhan itu dengan tegas dibantah oleh Caracas.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS juga memperluas operasi militernya di wilayah Amerika Latin, termasuk pengerahan Marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pengebom, drone militer, hingga kapal selam. Langkah itu memicu spekulasi bahwa Washington tengah mempersiapkan opsi serangan militer terhadap Venezuela.
Namun dengan berkembangnya wacana dialog, banyak pihak menilai Washington sedang menguji pendekatan diplomatik sambil tetap mempertahankan tekanan militer dan ekonomi. []
Siti Sholehah.
