Menara Tuah Himba, Identitas Budaya dan Pariwisata Kukar

KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata daerah melalui kehadiran Menara Tuah Himba. Berdiri megah di kawasan pusat pemerintahan Tenggarong sejak 2023, menara ini kini menjadi simbol baru yang menggabungkan nilai sejarah, kearifan lokal, dan sentuhan arsitektur modern.
Lebih dari sekadar landmark fisik, Menara Tuah Himba dirancang sebagai wujud penghormatan terhadap warisan budaya masyarakat Kutai dan Dayak. Desainnya yang unik memadukan unsur khas dua etnis utama di Kukar, menjadikan menara ini bukan hanya estetis, tetapi juga penuh makna.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara, Arianto, menjelaskan bahwa menara ini dibangun untuk lebih dari sekadar menjadi objek wisata.
“Menara ini adalah bentuk kebanggaan kita terhadap warisan budaya. Kami ingin masyarakat maupun wisatawan merasakan atmosfer budaya Kukar yang otentik saat berkunjung,” ujar Arianto, Rabu (09/04/2025).
Menara Tuah Himba terbuka untuk umum dan telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas edukatif dan rekreatif. Di dalamnya terdapat ruang pameran budaya, panggung seni pertunjukan, serta dek observasi yang memungkinkan pengunjung menikmati panorama Tenggarong dari ketinggian.
Selain menjadi pusat interaksi budaya, keberadaan menara ini diharapkan mampu mendongkrak sektor ekonomi lokal. Pemerintah Kukar menargetkan meningkatnya jumlah wisatawan akan berdampak langsung pada geliat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), seniman lokal, serta sektor kuliner dan ekonomi kreatif.
Menara ini juga membawa pesan mendalam. Melalui program edukasi di dalamnya, pengunjung diajak menyelami sejarah panjang Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, memahami filosofi adat istiadat setempat, serta menggali nilai-nilai yang membentuk identitas masyarakat Kukar.
“Menara Tuah Himba ini bukan hanya bangunan, tetapi lambang identitas dan semangat Tuah Himba: semangat menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan budaya,” lanjut Arianto.
Melalui ikon ini, Kutai Kartanegara tidak hanya ingin dikenal sebagai wilayah kaya sumber daya alam, tetapi juga sebagai pusat budaya yang progresif dan terbuka. Menara Tuah Himba diharapkan menjadi penghubung lintas generasi sekaligus titik temu antara sejarah dan masa depan Kukar. []
Anggi Triomi.