Mendikdasmen: Kami Akan Beri Bantuan untuk Keluarga Guru Korban KKB

JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang guru akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Korban, bernama Rosalina Rerek Sogen, merupakan guru sekolah dasar asal Desa Lewotala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas gugurnya seorang guru akibat serangan KKB. Kami dari kementerian akan menemui keluarga korban di NTT dan berupaya memberikan bantuan material, meskipun dalam jumlah terbatas,” ujar Abdul Mu’ti dalam konferensi pers usai penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendikdasmen dengan Kementerian Ketenagakerjaan serta Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Jakarta, Senin (24/3/2025).

Menteri juga berharap insiden serupa tidak kembali terjadi, khususnya terhadap tenaga pendidik yang bertugas di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Ia menegaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat keamanan terkait perlindungan bagi guru yang bertugas di daerah rawan konflik, termasuk Papua.

Sebelumnya, Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto membenarkan adanya laporan terkait serangan yang dilakukan oleh KKB terhadap seorang guru kontrak di Distrik Anggruk pada Jumat (21/3/2025), sekitar pukul 16.00 WIT. Insiden tersebut menewaskan Rosalina Rerek Sogen dan mengakibatkan enam orang lainnya mengalami luka-luka.

Dari tujuh korban yang diserang, enam di antaranya berasal dari NTT, sedangkan satu korban lainnya berasal dari Sorong, Papua Barat Daya. Para korban terdiri atas enam guru dan satu tenaga kesehatan. Korban luka berat meliputi Vidi, Cosmas, dan Tari, sementara korban luka ringan adalah Vanti, Paskalia, dan Irmawati.

Saat ini, seluruh korban yang selamat telah dievakuasi dan mendapatkan perawatan medis. Pemerintah dan aparat keamanan terus berupaya memastikan keamanan tenaga pendidik di wilayah Papua guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *