Menlu AS Tiba, Serangan Israel ke Gaza Meningkat

TEL AVIV – Situasi Timur Tengah kembali mencuri perhatian dunia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, mendarat di Tel Aviv pada Minggu (14/09/2025) untuk melakukan kunjungan resmi selama dua hari. Lawatan ini bukan sekadar agenda protokoler, melainkan sinyal politik yang menunjukkan komitmen Washington untuk terus mendukung Israel meski gelombang kritik internasional semakin deras.

Kedatangan Rubio berlangsung dalam suasana muram. Serangan udara terbaru Israel ke Gaza menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina, termasuk anak-anak, serta melukai puluhan lainnya. Tragedi ini menambah panjang deretan korban dalam konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.

Konteks kunjungan Rubio tak bisa dilepaskan dari operasi militer Israel di Doha, Qatar, beberapa waktu lalu. Aksi itu menargetkan anggota Hamas, namun sekaligus menggagalkan proses mediasi damai yang sebelumnya berjalan alot. Washington disebut kecewa karena serangan dilakukan tanpa pemberitahuan. Meski begitu, Rubio tetap melanjutkan perjalanannya ke Israel, mencerminkan upaya pemerintahan Donald Trump menjaga keseimbangan relasi dengan dua sekutu penting Israel dan Qatar.

Di lapangan, Gaza kembali luluh lantak. Serangan udara diarahkan ke berbagai titik, termasuk sebuah kendaraan di dekat Rumah Sakit Shifa, bundaran Kota Gaza, hingga tenda pengungsian di Deir al-Balah. Enam anggota keluarga dari Beit Hanoun tewas dalam serangan itu, terdiri dari dua orang tua, tiga anak, dan seorang bibi. Mereka baru saja mengungsi sepekan sebelumnya.

Israel juga meratakan menara hunian Kauther di kawasan Rimal. Perintah evakuasi diumumkan kurang dari satu jam sebelum bangunan dihancurkan, memicu kepanikan massal.

“Mereka ingin menghancurkan seluruh kota, memaksakan pemindahan, dan Nakba lainnya. Ini adalah bagian dari tindakan genosida pendudukan Israel di Kota Gaza,” ujar Abed Ismail, salah satu warga.

Selain korban jiwa akibat bom, kelaparan kini menjadi momok utama di Gaza. Data Kementerian Kesehatan setempat mencatat, dua orang dewasa meninggal akibat malnutrisi dalam 24 jam terakhir, menambah total korban kelaparan menjadi 277 dewasa dan 145 anak sejak Juni. Sekitar 90 persen dari dua juta penduduk Gaza telah mengungsi, banyak yang kini hidup di tenda darurat tanpa kepastian masa depan.

Konflik ini bermula pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 lainnya. Israel merespons dengan operasi militer besar-besaran yang hingga kini menewaskan lebih dari 64 ribu warga Palestina, hampir separuhnya perempuan dan anak-anak.

Kehadiran Rubio di Israel jelas membawa pesan politik, AS tidak akan meninggalkan sekutunya di tengah tekanan global. Majelis Umum PBB dijadwalkan segera membahas pengakuan negara Palestina, yang hampir pasti akan memperkuat isolasi Israel. Namun, bagi warga Gaza, kunjungan menteri luar negeri AS hanyalah bayangan diplomasi yang jauh dari kebutuhan riil: gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, dan jaminan hidup yang layak.

Di antara puing-puing bangunan dan tangis pengungsi, Gaza masih menunggu langkah nyata dunia, bukan sekadar retorika. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *