Microsoft Bungkam Soal Desakan Trump Pecat Lisa Monaco

JAKARTA – Ketegangan antara dunia politik Amerika Serikat dengan raksasa teknologi kembali mencuat. Presiden AS Donald Trump pada Jumat (26/09/2025) secara terbuka menyerukan agar Microsoft segera memecat Lisa Monaco, Presiden Urusan Global perusahaan tersebut.
Monaco, yang baru menjabat sejak Juli 2025, bukanlah sosok asing di ranah pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Jaksa Agung di bawah Presiden Joe Biden dan sebelumnya menjadi Penasihat Keamanan Dalam Negeri pada era Presiden Barack Obama. Latar belakang inilah yang menurut Trump menimbulkan kekhawatiran serius.
Melalui akun Truth Social, Trump menuduh Monaco sebagai ancaman bagi keamanan nasional. “Dia merupakan ancaman bagi Keamanan Nasional AS, terutama mengingat kontrak-kontrak besar yang dimiliki Microsoft dengan Pemerintah Amerika Serikat,” tulis Trump.
Trump bahkan menegaskan bahwa izin keamanan pemerintah yang dimiliki Monaco telah dicabut. “Karena banyaknya tindakan Monaco yang salah, Pemerintah AS baru-baru ini mencabut semua Izin Keamanannya, mencabut semua aksesnya ke Intelijen Keamanan Nasional, dan melarangnya dari semua Properti Federal,” tambahnya.
Meski demikian, Microsoft memilih bungkam dan belum memberikan komentar resmi. Keheningan ini menambah spekulasi publik mengenai posisi Monaco di perusahaan yang memiliki kontrak besar dengan lembaga-lembaga pemerintahan AS, termasuk infrastruktur cloud dan perangkat lunak produktivitas.
Awal bulan ini, Microsoft dikabarkan menyetujui penghematan layanan cloud senilai US$ 3,1 miliar yang akan dipakai sejumlah instansi pemerintah. Keterkaitan inilah yang membuat Trump menilai keberadaan Monaco berisiko menimbulkan konflik kepentingan.
Isu semakin kompleks ketika sehari sebelumnya, Microsoft mengumumkan penghentian layanan cloud dan kecerdasan buatan untuk sebuah unit militer Israel. Langkah itu dilakukan setelah adanya dugaan penggunaan teknologi perusahaan untuk memantau panggilan telepon warga Palestina.
Situasi ini terjadi berbarengan dengan agenda politik Trump sendiri. Menurut NBC News, Trump dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Di sisi lain, CEO Microsoft Satya Nadella sempat hadir dalam jamuan makan malam di Gedung Putih bersama sejumlah pemimpin teknologi awal bulan ini.
Desakan Trump terhadap Microsoft tidak hanya memperlihatkan rivalitas politik dengan mantan pejabat Partai Demokrat, tetapi juga menggambarkan bagaimana perusahaan teknologi global kerap terseret dalam tarik-menarik kepentingan politik dan keamanan di Amerika Serikat. []
Diyan Febriana Citra.