Militer Israel Dihadapkan pada Krisis Mekanis di Gaza

TEL AVIV – Militer Israel menghadapi tantangan logistik dan teknis yang semakin akut di tengah operasi militer yang berkepanjangan di Jalur Gaza.
Laporan terbaru media Israel menyebutkan peningkatan kegagalan teknis pada peralatan tempur seperti tank, kendaraan lapis baja, dan sistem persenjataan, yang berpotensi mengganggu efektivitas operasi tempur di lapangan.
Informasi tersebut diungkap dalam laporan harian Maariv yang dikutip oleh kantor berita Anadolu Agency, Jumat (6/6/2025).
Maariv menyampaikan bahwa prajurit, komandan kompi dan batalion, hingga perwira senior mengeluhkan kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang semakin memburuk akibat usia pakai dan minimnya suku cadang.
“Brigade Lapis Baja ke-7 melaporkan kesulitan serius dalam pengadaan suku cadang tank,” tulis Maariv.
Beberapa komponen vital seperti mesin, rel, dan sistem kontrol dilaporkan hampir habis dari stok logistik militer, sementara sebagian lainnya tidak lagi tersedia di gudang persediaan.
Seorang perwira senior dari Brigade ke-7 yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa kondisi ini diperparah oleh intensitas misi yang terus berulang di berbagai front.
“Kami telah berperang hampir dua tahun di Gaza, Lebanon, dan Suriah, dan kini kembali lagi ke Gaza. Kendaraan tempur kami memburuk dengan cepat akibat terus berpindah dari satu misi ke misi lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tidak ada satu pun unit yang siap menghadapi konflik yang berkepanjangan tanpa jeda.
“Setiap komponen memiliki masa pakainya, dan kita kini mulai mencapai batas tersebut,” katanya.
Masalah logistik ini, menurut Maariv, tidak hanya terjadi pada Brigade ke-7, tetapi juga meluas ke seluruh unit militer reguler, termasuk divisi lapis baja, artileri, dan infanteri.
Laporan tersebut mencerminkan beban berat yang ditanggung oleh militer Israel dalam menghadapi operasi militer jangka panjang, yang menuntut kesiapan material dan sumber daya secara berkelanjutan.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Pertahanan Israel mengenai laporan kerusakan peralatan militer ini. []
Nur Quratul Nabila A