Moment Audensi F Wamipro, Walikota Probolinggo Curhat Pentingnya Komunikasi

Walikota Probolinggo dr. H. Aminuddin, Sp.OG (K), M.Kes didampingi Pj. Sekda Dr. Rey Suwigtyo, S.Sos, M.Si dan Plt. Kadis Kominfo Madihah, SKM. (Foto : Rachmat)

PROBOLINGGO, PRUDENSI.COM-Pertemuan yang dikemas dalam bentuk audensi bersama Walikota Probolinggo dr. H. Aminuddin dan jajaran pengurus Forum Wartawan Mingguan Probolinggo (F-Wamipro) menjadi ajang curhat dan kondisi terkini Kota Probolinggo, pada Selasa 9 September 2025 di Kantor Walikota Jalan Panglima Sudirman.

Moment penuh keakraban tersebut tampak Walikota Probolinggo dr. H. Aminuddin, Sp.OG (K), M.Kes didampingi Pj. Sekda Dr. Rey Suwigtyo, S.Sos, M.Si dan Plt. Kadis Kominfo Madihah, SKM.

Dalam sambutannya orang nomor satu di Kota Probolinggo ini menekankan pentingnya komunikasi dengan masyarakat termasuk dengan mahasiswa.

dr. H. Aminuddin setiap saat bertemu dengan mahasiswa yang melakukan demo kerap disambati sulitnya berkomunikasi dengan dirinya.

“Itu salah besar jika ada yang mengatakan sulit berkomunikasi dengan saya, sejak habis sholat subuh saya sudah berkeliling menyapa warga,”ujar dr. H. Aminuddin bernada santai.

Atas dasar itu dari awal apa-apa yang mengganggu proses terjadinya ke arah yang ekslusif kita lihat.

“Kita harus inklusif, jangankan kawan-kawan wartawan yang profesinya sudah jelas, ada LSM yang baru hari ini bentuk, besok mau audensi saya terima, selama yang dibicarakan untuk hal-hal positif bagi Kota Probolinggo,”ungkapnya.

Dirinya selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat melalui pesan WhatsApp, asal jangan yang menghujat, jika terus-menerus lebih baik tidak direspon takut terpancing.

Untuk urusan nomor handphone dr. H. Aminuddin mengaku semua orang banyak yang tahu, dari tukang becak, tukang bakso, bahkan penjual rujak cingur langganannya juga tahu.

“Karena sejak saya masuk Kota Probolinggo tahun 2003 itulah yang biasa saya lakukan pendekatan komunikasi dengan berbagai kelompok masyarakat,”ujarnya lagi.

Masih kata dr. H. Aminuddin jika hal-hal yang berbau negatif 20 persen dalam komunikasi dengan masyarakat itu masih dikategorikan hal yang wajar, tapi jika dari pagi sampai sore semua berbau negatif maka harus introspeksi diri.

“Jika dari pagi sampai sore komunikasi dengan masyarakat berbau negatif terus nah ini mesti saya introspeksi, yang salah saya ini,”lanjutnya.

Pemilik RSU Amanah ini juga menyadari dengan berbagai latar belakang orang berbagai kepentingan apalagi tidak merasa tidak terwakili kepentingannya, tapi yang penting setiap mengambil keputusan jangan menginklusikan diri.

“Saya dari awal kepada teman-teman OPD dan perangkat ASN harus ada penyelesaian dan penjelasan yang akhirnya bisa dimengerti orang, walaupun untuk memahaminya perlu waktu.(rac)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *