MUI Lebak Ajak Perangi Kemiskinan dan Buta Huruf Melalui Pendidikan

LEBAK – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menyerukan agar seluruh lapisan masyarakat bersama-sama memerangi kemiskinan dan kebodohan dengan memprioritaskan pendidikan.

Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua MUI Lebak, KH Ahmad Hudori, menanggapi kabar seorang siswi SMP terpaksa absen karena tak mampu membeli sepatu sekolah.

“Kita berharap jangan sampai anak-anak dari keluarga kurang mampu terpaksa putus sekolah hanya karena tidak memiliki peralatan—sepatu, tas, atau seragam,” kata KH Ahmad Hudori, Kamis (17/4/2025).

Sejauh ini, MUI mengapresiasi besarnya alokasi bantuan pemerintah, terutama dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang memungkinkan sekolah negeri maupun swasta memberikan layanan belajar gratis bagi murid dari keluarga tidak mampu. Bantuan BOS itu melingkupi jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/SMK/MA.

Selain BOS, pemerintah juga menyalurkan dukungan pendidikan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Menurut KH Hudori, dana PKH dan KIP dapat digunakan untuk membeli keperluan sekolah, seperti seragam, sepatu, buku tulis, pulpen, dan tas.

“Mari dukung penuntasan wajib belajar 12 tahun. Dengan intervensi pemerintah ini, anak-anak tidak lagi terbebani biaya,” ujarnya.

Menanggapi kasus siswa kelas VII yang sempat tak bersekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak segera bergerak. Sekretaris Dinas Pendidikan, Maman Suryaman, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepala sekolah untuk mendata murid kurang mampu dan membantu mereka memperoleh peralatan sekolah.

“Kami minta anak-anak dari keluarga tidak mampu tetap bersekolah. Sekolah setempat harus bisa menyediakan sepatu atau seragam untuk mereka,” kata Maman.

KH Hudori menegaskan bahwa pendidikan adalah jalan utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“Pendidikan memegang peran vital dalam mengeliminasi kemiskinan ekstrem dan kebodohan,” tuturnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak melihat sekolah negeri dan swasta berbeda hak.

“Semua sekolah sudah gratis,” tambahnya.

MUI Lebak berkomitmen terus mengkampanyekan pentingnya pemerataan pendidikan.

“Peran orang tua, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dibutuhkan untuk memastikan setiap anak berhak atas pendidikan,” pencetus forum keagamaan itu menandaskan.

Dengan sinergi antara pemerintah, lembaga r keagamaan, dan masyarakat, diharapkan lebih banyak anak di Kabupaten Lebak dapat menyelesaikan pendidikan hingga jenjang atas, membuka peluang kerja, serta memutus mata rantai kemiskinan generasi mendatang. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *