Netanyahu Tolak Usulan Gencatan Senjata dari AS dan Prancis, Konflik dengan Hizbullah Berlanjut

JAKARTA – Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengesampingkan usulan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah. Padahal usulan itu diajukan oleh Amerika Serikat (AS) dan 10 negara lainnya.

“Berita tentang gencatan senjata itu tidak benar. Ini adalah usulan Amerika-Prancis, yang bahkan tidak ditanggapi oleh perdana menteri,” kata pernyataan kantor Netanyahu, melansir Medcom.id, Jumat, 27 September 2024.

“Perdana menteri memerintahkan IDF (militer Israel) untuk melanjutkan pertempuran dengan kekuatan penuh,” sambung pernyataan itu.

Lebih dari 600 orang telah tewas dan ribuan lainnya terluka di Lebanon sejak Israel memulai kampanye pengeboman yang gencar pada Senin.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, setuju dengan perdana menteri dalam mengesampingkan kemungkinan Israel menerima usulan gencatan senjata 21 hari antara Israel dan Hizbullah yang AS-Prancis ajukan.

“Tidak akan ada gencatan senjata di wilayah utara. Kami akan terus berjuang melawan organisasi teroris Hizbullah dengan sekuat tenaga hingga kemenangan di raih dan penduduk wilayah utara dapat kembali ke rumah mereka dengan selamat,” ucap Katz di media sosial.

Sekitar 60.000 warga Israel telah meninggalkan rumah mereka di Israel utara akibat pertempuran terus-menerus antara Israel, Hizbullah, dan pasukan anti-Israel lainnya yang bermarkas di Lebanon.

Di sisi Lebanon dari garis biru yang PBB tarik yang memisahkan kedua negara, puluhan ribu warga Lebanon juga telah mengungsi secara internal.

Sebelumnya, menteri keuangan sayap kanan garis keras Israel, yang sebelumnya menggambarkannya sebagai misi hidupnya untuk menggagalkan pembentukan negara Palestina, Bezalel Smotrich juga menolak gagasan gencatan senjata.

“Kampanye di utara harus berakhir dalam satu skenario, menghancurkan Hizbullah,” tegasnya.

Militer Israel mengklaim bahwa semalam mereka menyerang sekitar 75 target teror milik organisasi teroris Hizbullah di Beqaa dan di Lebanon selatan.

Pihak berwenang di Lebanon melaporkan sedikitnya empat orang lagi tewas pagi ini. 23 warga Suriah, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas oleh serangan Israel di Younine di Lebanon pada malam hari.

Sementara itu, AS dan Prancis telah menyerukan gencatan senjata sementara untuk memberi jalan bagi negosiasi yang lebih luas. Pernyataan bersama yang Presiden AS Joe Biden keluarkan dan mitranya dari Prancis Emmanuel Macron mengatakan, gencatan senjata harus di lakukan di perbatasan Israel-Lebanon.

“Sudah saatnya untuk penyelesaian di perbatasan Israel-Lebanon yang menjamin keselamatan dan keamanan untuk memungkinkan warga sipil kembali ke rumah mereka. Baku tembak sejak 7 Oktober, dan khususnya selama dua minggu terakhir, mengancam konflik yang jauh lebih luas. Dan membahayakan warga sipil,” kata pernyataan bersama itu.

The Jerusalem Post sebelumnya melaporkan bahwa para pemimpin masyarakat di Israel utara tidak senang dengan prospek gencatan senjata. Salah satu ketua dewan regional mengatakan, “Ada saatnya untuk negosiasi, ini bukan saatnya. Ini saatnya untuk perang.” []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *