Ojol Kalimantan Timur Bergerak, Tuntut Regulasi Adil
SAMARINDA – Ketua Umum Bubuhan Driver Gojek Samarinda (BUDGOS) sekaligus Koordinator Aliansi Mitra Kaltim Bersatu (AMKB), Ivan Jaya, menegaskan komitmennya memperjuangkan kesejahteraan pengemudi ojek online (ojol) di Kalimantan Timur. Dalam wawancara di Samarinda, Senin (10/11/2025), ia menyoroti pentingnya solidaritas antarmitra dan keberadaan regulasi yang berpihak kepada para pengemudi daring.

Ivan menjelaskan, Aliansi Mitra Kaltim Bersatu dibentuk sebagai wadah pemersatu seluruh komunitas pengemudi lintas platform, baik dari Gojek, Grab, maupun Maxim. Menurutnya, tantangan yang dihadapi para pengemudi saat ini jauh lebih kompleks dibanding masa lalu. Jika dahulu persoalannya berkutat pada gesekan dengan transportasi konvensional, kini problem utama terletak pada kebijakan internal perusahaan dan lemahnya perlindungan hukum terhadap para mitra.
“Dulu persoalannya antara ojol dan ojek pangkalan. Sekarang tantangannya lebih kompleks karena menyangkut kebijakan perusahaan dan belum adanya regulasi yang jelas untuk melindungi mitra,” ujar Ivan Jaya.
Sebagai Penanggung Jawab Wilayah Kalimantan Timur Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia (FDTOI), Ivan menegaskan pihaknya terus mendorong pemerintah pusat untuk menuntaskan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Transportasi Online. Ia menilai, payung hukum ini sangat krusial agar kesejahteraan para mitra tidak lagi bergantung pada keputusan sepihak dari perusahaan aplikasi.
“Kami ingin pemerintah segera mengesahkan undang-undang yang mengatur kemitraan dan tarif secara adil. Saat ini posisi mitra sangat lemah karena belum ada regulasi yang mengikat,” tegasnya.
Ivan menambahkan, para pengemudi yang tergabung dalam AMKB dan FDTOI siap mengawal perjuangan ini hingga ke tingkat nasional. Rencananya, mereka akan mengirimkan perwakilan ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Kementerian Perhubungan dan DPR RI. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat lahirnya regulasi yang berpihak pada pekerja transportasi online.
Selain memperjuangkan regulasi, Ivan menyoroti pentingnya komunikasi dan persatuan antar komunitas ojol agar tidak terpecah oleh perbedaan platform. “Kami di AMKB berusaha menjaga solidaritas. Tidak ada lagi kubu Gojek, Grab, atau Maxim. Semua mitra punya tujuan yang sama, yaitu hidup layak dan sejahtera,” ujarnya.
Ivan menutup pernyataannya dengan harapan agar perjuangan kolektif para pengemudi online dapat membuka mata banyak pihak tentang pentingnya pengakuan hukum bagi profesi ojol.
“Ojek online bukan sekadar pekerjaan sementara. Bagi banyak orang, ini adalah sumber nafkah utama. Sudah saatnya pemerintah melihat kami sebagai bagian penting dari ekosistem transportasi nasional,” pungkasnya. []
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Aulia Setyaningrum
