Operasi Maritim AS Bunuh 4 Terduga Penyelundup

JAKARTA – Sebuah operasi maritim yang dilakukan militer Amerika Serikat (AS) kembali memicu perhatian publik internasional setelah sebuah kapal yang diduga terlibat dalam penyelundupan narkoba ditembak di kawasan Samudra Pasifik Timur. Insiden tersebut menewaskan empat orang yang berada di atas kapal, sebagaimana disampaikan pihak Komando Militer AS pada Jumat (05/12/2025) melalui keterangan yang dikutip dari AFP.

Dalam keterangannya, militer AS menegaskan bahwa sasaran operasi tersebut adalah sebuah kapal yang mereka sebut dioperasikan oleh kelompok yang telah resmi dikategorikan sebagai organisasi teroris. “Serangan tersebut menargetkan kapal di perairan internasional yang dioperasikan oleh organisasi teroris yang telah ditetapkan,” kata Komando Militer AS.

Operasi ini dilakukan setelah aparat militer melakukan verifikasi terhadap muatan kapal tersebut. Berdasarkan hasil pengumpulan informasi, kapal itu diyakini mengangkut narkotika dan melewati jalur yang telah lama dikenal sebagai rute perdagangan gelap di kawasan Pasifik Timur.

“Intelijen mengonfirmasi bahwa kapal tersebut membawa narkotika ilegal dan transit di sepanjang rute perdagangan narkoba yang diketahui di Pasifik Timur,” katanya.

Tindakan militer ini merupakan bagian dari upaya AS memberantas jaringan perdagangan narkoba yang kerap beroperasi di wilayah perairan luas dan sulit diawasi. Melalui patroli maritim intensif, AS berupaya memutus mata rantai penyelundupan yang kerap memanfaatkan area perairan internasional untuk menghindari otoritas setempat.

Namun, insiden ini juga memicu pertanyaan terkait tata kelola operasi militer di wilayah tanpa yurisdiksi negara tertentu. Meski AS mengklaim operasi dilakukan berdasarkan informasi intelijen yang kuat, tewasnya seluruh awak kapal kembali mengundang sorotan mengenai proporsionalitas tindakan militer terhadap kapal sipil yang dicurigai.

Dalam operasi tersebut, keempat awak kapal — seluruhnya laki-laki — dinyatakan meninggal di lokasi kejadian. “Empat teroris narkotika pria di atas kapal tewas,” katanya dalam keterangan lanjutan.

Hingga saat ini, belum ada informasi lebih rinci mengenai identitas awak kapal, negara asal mereka, atau tujuan akhir kapal tersebut. Pihak militer AS juga belum memberikan keterangan tambahan terkait kemungkinan lanjutan operasi di kawasan yang sama.

Perairan Pasifik Timur diketahui selama bertahun-tahun menjadi jalur strategis bagi penyelundupan narkoba, terutama yang melibatkan kelompok terorganisir lintas negara. Insiden terbaru ini menambah panjang daftar operasi maritim yang dilakukan AS dalam beberapa tahun terakhir untuk menekan aktivitas perdagangan gelap tersebut. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *