Panrita Lopi Tawarkan Snorkeling Sekaligus Belajar Ekologi Laut
18/06/2025
ADVERTORIAL – Upaya pelestarian lingkungan laut di Kutai Kartanegara (Kukar) kini mendapat penguatan dari sektor pariwisata. Salah satu langkah konkret terlihat di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, yang mulai mengembangkan potensi pesisirnya melalui konsep wisata berbasis edukasi dan konservasi.
Pantai Panrita Lopi, yang selama ini dikenal sebagai lokasi dengan pemandangan laut tenang dan alami, kini menjadi pusat kegiatan snorkeling edukatif. Inisiatif ini digagas untuk mengenalkan pentingnya ekosistem bawah laut, sekaligus membuka ruang pembelajaran bagi masyarakat, khususnya kalangan muda.
Camat Muara Badak, Arpan, menyampaikan bahwa kegiatan wisata tidak hanya dimaknai sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana membangun kesadaran terhadap kelestarian alam. “Wisata seperti snorkeling di Panrita Lopi bukan sekadar menyelam dan melihat keindahan laut, tapi juga bagian dari proses pembelajaran tentang pentingnya menjaga ekosistem bawah laut,” ujar Arpan di Tenggarong, Selasa (17/06/2025).
Kegiatan ini tidak berdiri sendiri. Pertamina turut berkolaborasi melalui pembangunan struktur terumbu karang buatan di kawasan sekitar lokasi snorkeling. Kehadiran instalasi bawah laut tersebut diharapkan mempercepat pertumbuhan kembali biota laut yang sempat terganggu, serta menjadikan area tersebut sebagai laboratorium terbuka untuk pendidikan lingkungan.
Keanekaragaman hayati yang ada di perairan Panrita Lopi memperkaya pengalaman wisata bawah laut. Pengunjung bisa melihat langsung ikan badut (clownfish), anemon warna-warni, bintang laut biru, karang meja, hingga kuda laut. Keindahan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta wisata bahari dan fotografer bawah air.
Program snorkeling edukatif ini dikelola oleh Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas), yang tak hanya bertugas menjaga kelestarian kawasan laut, tetapi juga memantau aktivitas wisata agar tetap ramah lingkungan. Melalui pola pengelolaan berbasis komunitas, manfaat wisata ini diharapkan bisa dinikmati secara langsung oleh warga sekitar. “Kami harap keberadaan wisata ini bisa meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap lingkungan laut dan juga memberi nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar,” tambah Arpan.
Dukungan juga datang dari Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, Ridha Patrianta, menyambut baik pendekatan yang dilakukan Desa Tanjung Limau. “Kami sangat mendukung wisata yang mengedepankan edukasi. Ini bukan hanya menarik wisatawan, tetapi juga membentuk kesadaran ekologis masyarakat,” ucap Ridha.
Menurutnya, destinasi wisata yang menyuguhkan nilai edukatif memiliki potensi jangka panjang karena menciptakan pengalaman yang berkesan dan mendorong wisatawan untuk kembali. “Ketika wisatawan pulang dengan pengetahuan dan kesan mendalam, maka destinasi itu akan terus dikenang. Inilah kekuatan dari wisata yang mencerdaskan,” pungkasnya.
Sebagai bagian dari penguatan program, Dispar Kukar berencana kembali mengadakan pelatihan snorkeling bersertifikasi bagi para pemandu wisata lokal. Ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta menjaga standar keselamatan dan edukasi dalam setiap kegiatan wisata di laut. Dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, wisata snorkeling edukatif di Tanjung Limau menjadi harapan baru dalam membangun ekosistem pariwisata yang berkelanjutan sekaligus memperkuat upaya pelestarian laut di Kutai Kartanegara.[]
Penulis: Suryono | Penyunting: Aulia Setyaningrum