Para Pelaku Penembakan di Crocus City Hall Tajikistan Sempat Survei Lokasi
MOSKOW – Pelaku penembakan saat konser musik di Crocus City Hall, Moskow, yang hingga kini telah menewaskan 143 orang ternyata mengonsumsi obat-obatan sebelum beraksi. Itu diketahui dari hasil pemeriksaan sampel darah terhadap empat pelaku. Obat yang dikonsumsi mampu menekan rasa takut sehingga membuat mereka beraksi tanpa tekanan.
Media Rusia yang memiliki hubungan dengan otoritas keamanan dan penegakan hukum, Baza, mengutip sumber anonim, melaporkan hasil pemeriksaan darah para pelaku yakni temuan jejak zat psikotropika. Cara kerja obat itu adalah mengubah persepsi terhadap realitas. Obat dikonsumsi tak lama sebelum mereka beraksi menyerang city hall menggunakan senapan serbu kemudian membakar bangunan tersebut.
Selain itu para pelaku yang semuanya kewarganegaraan Tajikistan melakukan survei setidaknya tiga kali ke city hall untuk merencanakan serangan. Mereka mendatangi tempat itu pada 07, 10, dan 14 Maret sebelum beraksi pada, Jumat (22/03/2024) malam. Sebelumnya, media lokal melaporkan salah satu pelaku terekam kamera mengunjungi city hall pada 07 Maret.
Penyelidik juga mengidentifikasi para pelaku sempat mengisi bensin kendaraan mereka 15 menit sebelum beraksi. Mobil Renault putih itu mereka gunakan untuk beraksi hingga kabur menuju perbatasan dengan Ukraina. Kepolisian, dinas rahasia Federal’naya Sluzhba Bezopasnosti Rossiyskoy Federatsii (FSB), dan Komite Investigasi melakukan operasi pengejaran yang berhasil mencegat mereka di Wilayah Bryansk, sekitar 100 km sebelum perbatasan.
Hubungan Pelaku dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Sementara itu para pejabat Rusia menyebutkan, para pelaku merupakan bagian dari kelompok Islam radikal yang direkrut melalui obrolan online di Telegram. Akun itu sepertinya dikelola oleh kelompok militan ISIS-Khorasan, afiliasi dari ISIS namun berbasis di Afghanistan.
Dugaan para penyelidik ini masih didalami yakni mencari sumber atau pihak yang memerintahkan mereka melakukan serangan. Mereka dilatih di Timur Tengah untuk melakukan aksi serangan teror ke target-target global. Para pejabat Rusia meyakini Ukraina merupakan aktor di balik serangan yakni dengan memanfaatkan kelompok radikal Islam, Sabtu (29/03/2024). []
Redaksi01