Pasca Tragedi Bondi, Parlemen NSW Bahas UU Senjata Api

Australia flag waving on the flagpole on a sky background

SYDNEY – Tragedi penembakan massal di Pantai Bondi tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi Australia, tetapi juga memicu perubahan besar dalam lanskap kebijakan keamanan dan politik di negara bagian New South Wales (NSW). Parlemen NSW dijadwalkan kembali bersidang mulai Senin (22/12/2025) selama dua hari untuk membahas sejumlah rancangan undang-undang yang dinilai krusial, mulai dari pembatasan kepemilikan senjata api, pelarangan simbol terorisme, hingga pengetatan aturan demonstrasi publik.

Langkah ini dipandang sebagai respons langsung pemerintah negara bagian terhadap serangan berdarah yang menewaskan 16 orang dan melukai puluhan lainnya saat perayaan Hanukkah komunitas Yahudi di Bondi Beach, Sydney, pada 14 Desember 2025. Insiden tersebut mengguncang opini publik dan mendorong tuntutan luas agar negara bersikap lebih tegas terhadap kepemilikan senjata dan meningkatnya antisemitisme.

Dalam pembahasan yang akan berlangsung, parlemen akan meninjau undang-undang senjata api yang lebih ketat. Salah satu poin utama adalah pembatasan jumlah kepemilikan senjata api menjadi maksimal empat pucuk untuk individu, atau hingga 10 unit bagi kelompok tertentu seperti petani. Saat ini, aturan di NSW masih memungkinkan kepemilikan senjata tanpa batas jumlah, selama pemilik dapat memberikan alasan yang dianggap sah oleh kepolisian.

Data kepolisian yang dikutip oleh kantor berita ABC mengungkapkan adanya celah serius dalam regulasi tersebut. Lebih dari 50 warga NSW tercatat memiliki lebih dari 100 senjata api, sebuah fakta yang memicu kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan.

Sorotan tajam juga mengarah pada pelaku penembakan di Bondi. Sajid Akram (50), yang ditembak mati oleh polisi di lokasi kejadian, diketahui memiliki enam senjata api. Sementara itu, putranya, Naveed Akram (24), kini menghadapi 59 dakwaan pidana, termasuk pasal pembunuhan dan terorisme. Fakta ini semakin memperkuat argumen perlunya pembatasan kepemilikan senjata yang lebih ketat.

Selain isu senjata api, rancangan undang-undang baru juga memberikan kewenangan lebih luas kepada polisi untuk meminta peserta demonstrasi membuka penutup wajah. Pemerintah negara bagian berencana melarang penggunaan slogan “globalise the intifada” dalam aksi publik, yang dinilai berpotensi memicu kekerasan dan kebencian.

Di tengah proses legislasi tersebut, komunitas Yahudi terus mendesak pemerintah federal membentuk komisi kerajaan untuk menyelidiki secara menyeluruh serangan di Bondi. Desakan ini kembali disuarakan pada Minggu (21/12/2025). Komisi kerajaan sendiri merupakan bentuk penyelidikan tertinggi dalam sistem pemerintahan Australia.

Seruan tersebut mendapat dukungan dari pimpinan oposisi Partai Liberal, Sussan Ley. Pada Senin (22/12), ia menyatakan telah meminta Perdana Menteri Anthony Albanese untuk bertemu guna meninjau kerangka acuan pembentukan komisi tersebut.

Di sisi lain, Perdana Menteri Albanese menghadapi tekanan politik yang semakin besar. Pemerintahannya dikritik belum cukup efektif menekan lonjakan antisemitisme. Bahkan, Albanese sempat mendapat cemoohan saat menghadiri acara peringatan korban di Bondi yang dihadiri puluhan ribu orang, tepat sepekan setelah tragedi.

Meski demikian, pemerintah menegaskan telah mengambil langkah-langkah konkret. Menteri Luar Negeri Penny Wong menyatakan bahwa pemerintah telah bertindak tegas dalam menangani ujaran kebencian dan ekstremisme.

“Masyarakat telah melihat kami menindak ujaran kebencian. Masyarakat telah melihat kami mengkriminalkan tindakan doksing. Masyarakat telah melihat kami bersikap sangat tegas dalam hukum kontra-terorisme, termasuk melarang salam Nazi dan sejenisnya,” kata Penny Wong kepada ABC Radio pada Senin (22/12/2025).

Tekanan politik terhadap Albanese tercermin dalam jajak pendapat terbaru Sydney Morning Herald terhadap 1.010 pemilih. Tingkat persetujuan publik terhadap sang PM anjlok 15 poin, dari +6 pada awal Desember 2025 menjadi -9, angka terendah sejak kemenangan telaknya dalam pemilu Mei 2025.

Sementara itu, proses pemulihan terus berjalan. Pemerintah setempat mulai membersihkan bunga, lilin, dan pesan penghormatan di Bondi Beach. Barang-barang tersebut akan disimpan dan dipamerkan di Museum Yahudi Sydney serta Australian Jewish Historical Society. Hingga kini, 13 korban masih menjalani perawatan di rumah sakit, dengan empat orang dalam kondisi kritis namun stabil. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *