Pasokan Vaksin Terbatas, Indonesia Fokus pada Kelompok Berisiko Tinggi untuk Perlindungan Cacar Monyet
JAKARTA – Kementerian Kesehatan Indonesia terus berupaya menyediakan vaksin cacar monyet (mpox) di seluruh tanah air. Langkah ini diambil seiring dengan penetapan kembali mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Vaksinasi mpox di Indonesia bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan keparahan penyakit, serta mengurangi dampak potensialnya terhadap kesehatan masyarakat.
Berdasarkan “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Monkeypox)” yang diterbitkan Kemenkes RI pada tahun 2023, pemberian vaksinasi Mpox dalam situasi PHEIC masih bersifat komplemen terhadap pencegahan dan pengendalian utama seperti surveilans, pembacaan, kontak, isolasi, dan perawatan pasien.
“Imunisasi Mpox masih bersifat preventif. Sedangkan bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai,” Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Prima Yosephine, MKM di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.
Selain itu, saat ini jumlah vaksin yang tersedia masih terbatas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri juga belum merekomendasikan vaksin yang diberikan secara massal. Oleh karena itu, pihaknya hanya memberikan vaksin kepada kelompok berisiko tinggi berdasarkan rekomendasi WHO.
Ia menjelaskan, kelompok berisiko tinggi meliputi LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau GBMSM (Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya). Selain itu juga individu yang memiliki riwayat dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.
“Kelompok risiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox,” kata Prima.
Sedangkan kelompok anak-anak saat ini masih belum menjadi sasaran vaksinasi.“Sampai saat ini, anak-anak tidak termasuk dalam sasaran yang akan diberikan vaksin Mpox.
Namun, petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox,” jelas Prima.
“Salah satu kriteria penerima vaksin Mpox adalah individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox (vaksinasi post exposure),” sambung Prima.
Kemudian, program vaksinasi diprioritaskan kepada daerah-daerah yang telah melaporkan adanya kasus mpox. Termasuk Bali yang akan diselenggarakan Indonesia Africa Forum 2024.
“Khusus di Bali, karena akan dilaksanakan pertemuan internasional (Indonesia Africa Forum pada 1-3 September 2024) di mana ada beberapa peserta dari daerah terjangkit sehingga diperlukan adanya upaya mitigasi risiko untuk mencegah penularan mpox,” terang Prima Yosephine. []
Nur Quratul Nabila A