Pejalan Kaki Tewas Tertemper KA Gumarang di Blora

BLORA — Seorang warga Desa Tebon, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dilaporkan meninggal dunia setelah tertemper (tertabrak) Kereta Api (KA) Gumarang di jalur antara Stasiun Kapuan dan Cepu, tepatnya di Km 85+5, Desa Kentong, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Selasa (29/7/2025) pukul 05.49 WIB.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang, Franoto Wibowo, membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, korban merupakan pejalan kaki yang tidak mengindahkan peringatan dari masinis KA 164 Gumarang yang tengah melaju dari Jakarta menuju Surabaya via Semarang.
“Masinis sudah beberapa kali membunyikan klakson lokomotif sebagai peringatan, namun pejalan kaki tersebut tetap berada di jalur sehingga kecelakaan tidak dapat dihindarkan,” ujar Franoto melalui keterangan tertulis.
Pasca-kejadian, Unit Pengamanan KAI langsung berkoordinasi dengan Kepolisian Sektor (Polsek) Cepu.
Jenazah korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cepu oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora.
Pihak KAI menyampaikan rasa duka cita atas peristiwa tersebut dan kembali mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di area rel kereta api.
KAI menyatakan bahwa jalur kereta merupakan zona berbahaya dan bukan tempat untuk dilalui masyarakat umum.
“Kami meminta masyarakat turut membantu mengingatkan sesama untuk tidak berada di jalur kereta api. Jika melihat aktivitas mencurigakan atau membahayakan, segera laporkan kepada petugas atau pihak berwenang,” ujar Franoto.
KAI Daop 4 Semarang menambahkan bahwa pihaknya secara rutin melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar jalur kereta api, guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan perjalanan kereta.
Hingga berita ini ditulis, identitas lengkap korban telah diketahui sebagai Sutarjo, warga Bojonegoro, dan jenazah masih berada di RSUD Cepu untuk proses identifikasi lanjutan serta penanganan oleh pihak keluarga. []
Nur Quratul Nabila A